SSB MATTOANGING

Senin, 25 Januari 2010

PIL KB, ternyata Untuk PRIA lebih Berhasil

Pil KB untuk Pria telah ditemukan oleh peneliti dari Amerika. Setelah melakukan uji klinis selama 40 tahun, akhirnya mereka menemukan hasil bahwa alat kontrasepsi untuk pria ini lebih efektif dibandingkan dengan pil KB wanita. Dengan kemampuan efektifitas yang lebih baik dan efek samping yang sangat minim diharapkan Pil KB Pria ini dapat menambah keanekaragaman alat kontrasepsi.
Cara kerja Pil KB ini adalah dengan cara mengurangi jumlah sperma, yaitu dengan menambahkan hormon sintetis yang dinamakan desogestrel. Dari hasil uji klinis didapatkan jumlah sperma menjadi berkurang bahkan sampai nol. Hal ini akan mencegah terjadinya kehamilan pada wanita.
Saat ini Pil KB Pria masih dalam tahap penelitian lebih lanjut, Para peneliti mengklaim bahwa efek samping yang ditimbulkan sangat kecil yaitu hanya terjadinya peningkatan berat badan. Dan pil ini harus diminum setiap hari. PIL KB, ternyata Untuk PRIA lebih Berhasil

Rabu, 20 Januari 2010


Teknik-teknik bertahan



Bertahan 1 vs 2 artinya bertahan yang dilakukan oleh 1 orang defender menghadapi 2 orang penyerang. Kondisi 1 vs 2 memang tidak pernah diinginkan, karena dalam kondisi tersebut jumlah penyerang lawan lebih banyak daripada jumlah defender kita. Namun pada saat-saat tertentu, misalnya ketika para pemain terlambat turun, kondisi 1 vs 2 bisa terjadi.
Dalam kondisi 1 vs 2, defender jangan langsung mem-pressure pembawa bola. Ini sangat berbahaya, karena dengan sekali gocek saja pembawa bola tersebut bisa mengumpankan bolanya kepada penyerang yang lainnya. Jika itu terjadi, penyerang yang baru saja menerima umpan tersebut sudah pasti hanya tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper kita.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh sang defender? Yang harus dilakukan adalah membayangi saja pembawa bola, dengan memposisikan diri diantara penyerang yang membawa bola dan penyerang yang lainnya. Tidak diantara keduanya persis. Defender agak mundur ke belakang. Dengan demikian sang pembawa bola sulit untuk melepas tembakan langsung ke gawang, namun jika dia mengumpan kepada penyerang yang satunya besar kemungkinan umpan tersebut akan bisa dipotong oleh defender.
Dengan cara membayangi seperti diatas, paling tidak sang defender bisa mengulur-ulur waktu sambil menunggu ‘bala bantuan’. Ketika terjadi kondisi 1 vs 2 dan defender yang hanya satu orang tadi telah melakukan tugasnya mengulur-ulur waktu, para pemain lain harus tanggap dengan segera turun membantu, agar jumlah defender tidak lagi kalah banyak dari jumlah penyerang lawan. Jika para pemain lain tidak juga tanggap, sang defender yang hanya tinggal seorang diri tadi hendaknya meneriaki teman-temannya untuk turun.
Kondisi 1 vs 2 adalah salah satu kondisi dimana jumlah defender kalah banyak dari jumlah penyerang lawan. Kondisi lain yang serupa adalah 2 vs 3, 3 vs 4, 4 vs 5, dan seterusnya. Kondisi-kondisi seperti ini adalah kondisi yang merugikan dan berbahaya bagi tim yang bertahan. Selekas mungkin tim yang bertahan harus mengubah kondisinya sehingga jumlah defendernya paling tidak sama dengan jumlah penyerang lawan. Caranya? Ya yang masih di depan tuh turun dong, jangan ‘mbecak’ dan ‘melongo’ saja!
Strategi bertahan sebagus apapun tidak akan banyak berguna jika tidak didukung oleh taktik individual yang bagus dari para pemainnya. Setiap pemain harus mengetahui dan terlatih bagaimana secara individual masing-masing dari mereka bisa bertahan.
Pertama-tama yang harus dilakukan oleh setiap pemain dalam bertahan adalah berusaha untuk memotong umpan (passing) yang dilakukan oleh lawan. Jika ini tidak bisa, hal yang harus dilakukan tergantung pada posisi pemain lawan yang sedang menerima umpan.
Jika pemain lawan tersebut dalam posisi yang dekat, maka pemain kita harus berusaha mengganggu dan merebut bola darinya begitu ia menerima umpan. Tekanlah bola secepat mungkin. Jangan biarkan ia berlama-lama memegang bola. Bergeraklah ke arahnya ketika bola masih dalam perjalanan, sehingga begitu bola sampai ke kakinya, saat itu pula dia sudah akan menerima gangguan kita. Dan sebaik-baik waktu untuk mengganggu lawan adalah ketika pertama kali dia menerima bola (saat mengontrol bola pertama kali).
Lakukan pressing dengan ketat sehingga pemain lawan tersebut kesulitan (baca: tidak bisa) untuk berbalik menghadap ke arah Anda. Jangan biarkan ia berbalik menghadap ke arah Anda. Sebaliknya, press ia dengan agresif dan berusahalah merebut bola dengan agresif, tanpa harus melakukan pelanggaran. Sebisa mungkin pula, giringlah ia menjauhi daerah berbahaya tim Anda.
Adapun jika pemain lawan yang menerima umpan berada dalam posisi yang jauh, maka pemain kita hendaknya bergerak mendekatinya untuk selanjutnya membayanginya (meng-contain). Dalam membayangi, jarak dengan pemain lawan yang membawa bola janganlah terlalu dekat karena ia akan mudah lewat. Namun juga jangan terlalu jauh sehingga ia terlalu leluasa.
Kuda-kuda yang biasa dipakai ketika membayangi adalah kuda-kuda samping. Kuda-kuda ini mirip dengan kuda-kuda kumite dalam pertandingan karate atau taekwondo. Satu kaki agak maju dan yang lainnya agak ke belakang. Tubuh menghadap serong ke depan samping. Pergerakan dilakukan mengikuti pergerakan pemain lawan yang sedang membawa bola. Jangan sampai kalah cepat.
Satu hal yang tidak boleh dilakukan adalah melakukan step-in (Jawa: njangkah) ketika lawan mengontrol bola secara closed (bola dekat dengan kakinya). JIka ini dilakukan, hampir pasti lawan yang skillful akan bisa lewat dan mengecoh. Anda baru boleh step-in untuk merebut bola pada saat bola berada agak jauh dari kakinya. Temukan celah tersebut, dan silakan melakukan step in.
Cara yang cukup praktis untuk merebut bola adalah dengan menempatkan tubuh kita diantara lawan dan bola. Selamat mencoba dan selamat berlatih.
 

Selasa, 12 Januari 2010

MENUNGGU MARADONA MENANGIS

“Whoever invented football should be worshipped as a God”. Sebuah ungkapan yang tentu saja sulit kita terima ini dilontarkan Hugo Sanchez, seorang legenda sepak bola Meksiko yang mendapatkan kepopulerannya bersama Real Madrid di era pertengahan 1980-an.
Worshipped as a God! Dipuja seperti Tuhan? Ah, tentu selalu muncul sebuah sosok yang tak bisa lepas dari pemikiran bila mengaitkan sepak bola dan Tuhan. Armando Diego Maradona, 48 tahun, dengan lakon Gol Tangan Tuhan di Piala Dunia 1986 bahkan sanggup membuat sekelompok orang di Argentina menciptakan aliran agama baru dan gerejanya yang menempatkan Maradona as a God.
Ketika Serie A memasuki masa kejayaan di awal 1990, Maradona memulai torehan emas dalam sepak bola ketika membawa si miskin mengalahkan si kaya. Pemujaan sebagai dewa sepak bola bermula di Napoli. “Pengikutnya” semakin tergila-gila ketika Maradona tampil brilian membawa Argentina ke puncak dunia di Meksiko tahun 1986.
Sayang, selepas pensiun cerita tentang Maradona tak lagi bisa dijadikan bed time story. Bahkan ketika federasi sepak bola Argentina memutuskan memilih Diego Maradona sebagai pelatih kepala menggantikan Alfio Basile, keraguan tak bisa disembunyikan dari mereka yang mengerti bagaimana menjadi seorang pelatih. Jangan heran sebagian dari mereka malah bertaruh soal waktu pemecatan sang dewa. Alasannya sederhana. Bukankah sejarah membuktikan tak semua pesepak bola bernama besar dan harum di masanya mampu menjadi pelatih sukses usai gantung sepatu? Itu sebabnya Pele tahu diri dan menjauh dari kursi panas. Atau, pernahkah Anda mendengar kisah sukses Lothar Matthaeus sebagai head coach? Matthaeus adalah pesepak bola pertama yang terpilih sebagai Pemain Terbaik Dunia versi FIFA tahun 1991.
Apalagi catatan perjalanan Maradona sebagai seorang pelatih di klub Argentina hanya pantas untuk menjadi asisten pelatih Albiceleste, bukan lokomotif penggerak gerbong-gerbong berat karena kepopuleran nama pemainnya. Wajarkah pelatih yang hanya pernah menukangi klub sekelas Mandiyu de Corrientes (1994) dan Racing Club (1995) menjadi tumpuan harapan bangsa Argentina tampil di Piala Dunia? Sungguh, nama besar tidak cukup sebagai jaminan merakit sejumlah berlian indah menjadi sebuah kalung indah dan kokoh.
Benarkah Maradona tak punya konsep kepelatihan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan talenta-talenta brilian pasukannya menjadi sebuah senjata maut yang menggetarkan lawan-lawannya? Dalam perjalanan menuju Afrika Selatan 2010, Maradona melakukan hal sebaliknya, ia membuat Argentina menjadi bahan tertawaan negara-negara Amerika Selatan.
Kekalahan dari Brasil, apalagi di markas sendiri dengan angka mencolok 1-3, adalah kesalahan Maradina yang tak bisa dimaafkan. Duel Argentina versus Brasil punya nilai sangat tinggi bagi kedua masyarakat. Klaim sebagai negara pemilik bakat-bakat terbaik sepak bola memuncak dalam perbandingan antara Pele dan Maradona. Ketika dunia dihadapkan pada pemilihan pesepak bola terbaik abad XX, Anda memilih siapa?
Walau sangat jarang menyaksikan ekspresi wajah Maradona sebagai pelatih, kecuali ketika dalam beberapa partai uji coba Argentina melalui televisi lokal, saya bisa mengerti arti raut muka Maradona ketika Brasil mendapatkan gol kedua mereka di Estadio Mundialista, Rosario, pada 5 September 2009. Benar-benar luapan ketidakberdayaan. Maradona tak tahu harus berbuat apa!
Sebelum di tangan Maradona, terakhir kali Argentina kalah di kandang sendiri dalam kualifikasi Piala Dunia terjadi 16 tahun lalu. Ketika itu, Carlos Valderrama dkk. Membawa Kolombia menang 5-0 di Estadio Monumental, September 1993. Jadi, bisa dimengerti bagaimana terpukulnya Maradona oleh gol-gol dari Luisao (2) dan Luis Fabiano di hadapan pendukung sendiri.

Pukulan terhadap Maradona semakin menjadi ketika Paraguay mengalahkan Argentina 1-0 di Asuncio, empat hari kemudian. Albicelestes, Si Putih dan Biru Muda, terdampar di urutan kelima klasemen zona Conmebol. Maradona telah membuat Argentina lepas dari posisi empat jatah langsung tampil di Afrika Selatan 2010. Tuntutan agar ia mengundurkan diri dijawab dengan sebuah keyakinan semu.
Maradona mencari sebuah jawaban yang tak berujung. Ia mengaku tak menyangka berada dalam situasi sulit seperti sekarang. Semua ini di luar perkiraan ketika mendengar namanya dielu-elukan saat diangkat sebagai orang nomor satu di Albicelestes.
Sebuah janji terucap. Sang idola akan mencari solusi dan jalan keluar bagi Argentina. Ia bersumpah akan memberikan segala kemampuannya agar Argentina lolos kualifikasi.
Memang masih ada dua kesempatan bagi Argentina di bulan Oktober untuk menggeser Ekuador dari peringkat empat. Tapi bila semangat dan gairah Lionel Messi dkk. masih mengecewakan seperti di dua partai terakhir, menjamu Peru (10/10) dan kemudian mengunjungi Uruguay (13/10) akan menjadi masa-masa mengerikan bagi pendukung Argentina.
Beban Maradona
Walau kurang memiliki tradisi memecat pelatih, AFA, Asociacion del Futbol Argentino, rasanya tak punya pilihan lain bila Maradona gagal mendapatkan tiga poin dari Peru. Di tangan Alfio Basile, Argentina hanya memetik hasil imbang 1-1 di Peru pada duel pertama. Idealnya, dengan nama besar dan kekayaan ilmu di lapangan hijau, Maradona bisa lebih baik dari Basile, bek era 1960 dan 1970-an yang sinarnya kalah jauh dari si pemilik Gol Tangan Tuhan.
Dengan catatan hanya sekali meraih kemenangan dalam sembilan partai terakhir Peru, tak ada alasan Albicelestes gagal pada 10 Oktober nanti. Pemain-pemain Peru harus dibuat menggigil saat memasuki lapangan karena teror kualitas pasukan Maradona, bukan semata akibat gangguan suporter.
Mengacu pada ucapan Osvaldo Ardiles, senior Maradona di timnas Argentina, saya melihat konsekuensi besar bila Maradona dipertahankan seandainya Albicelestes berhasil meraih tiket ke Afrika Selatan 2010. Sebagai teman dekat, Ardiles melihat Maradona akan tersiksa secara mental dalam persiapan menuju dua laga hidup-mati di Oktober nanti. Bila Argentina gagal, ia khawatir Maradona akan kembali terpuruk ke lembah hitam  yang pernah menjeratnya.
Well, kalaupun Albicelestes lolos, saya melihat Maradona hanya akan menjadi sasaran tembak mereka yang tidak menyukai sosok pilihan AFA. Dalam kondisi seperti itu, semua saran dan kritik hanya akan menjadikan Maradona kehilangan kepercayaan. Bukan semata kepercayaan diri, juga kepercayaan dari pasukannya yang mengemban beban berat menjaga status Argentina sebagai calon juara dunia.
Mari kita tunggu, apakah ada perubahan berarti dalam tubuh Albicelestes di bulan Oktober. Secara pribadi, saya ingin membuktikan bahwa Diego Maradona bukan seorang anti-Real Madrid. Memasukkan nama Gonzalo Higuain dalam skuad Argentina sudah cukup, tak perlu mengikutsertakan Fernando Gago atau Ezequiel Garay.
Saat ini, keberadaan Higuain di lini depan Madrid sanggup membuat pelatih Manuel Pellegrini mencari alternatif strategi yang menepikan peran kapten Raul Gonzalez dari daftar starting line-up. Tapi ketika Argentina kalah dari Brasil dan Paraguay, Higuain yang berusia 21 tahun harus menjadi penonton yang baik karena Maradona mengabaikannya. #

Pemain Terbaik Dunia 2009: Messi Sempurna

engkap sudah koleksi gelar individu Lionel Messi. Setelah dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Eropa 2009, Messi melanjutkan dominasinya dengan merebut gelar Pemain Terbaik Dunia 2009.
Sukses bintang Argentina itu memang telah diprediksi sebelumnya. Sepanjang tahun ini pemain berusia 22 tahun itu mampu membawa Barcelona merebut enam gelar sekaligus. Messi memiliki kontribusi besar saat membawa Barca merebut tropi La Liga, Copa del Rey, Liga Champion, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa dan Piala Antar Klub.
Dalam pengumuman yang diadakan di Kongresshaus, Zurich, Swiss, Senin (21/12), Messi mengungguli pemenang tahun lalu Cristiano Ronaldo, dua rekannya di Barcelona asal Spanyol Andres Iniesta dan Xavi Hernandez serta Ricardo Kaka (Brasil/Real Madrid).
"Saya sungguh senang. Kami bisa mengakhiri musim yang bersejarah ini dengan memenangi semua kompetisi yang diikuti. Kami semua bekerja keras untuk mencapai apa yang ditargetkan," ucap Messi di fifa.com.
Sementara untuk pesepakbola wanita terbaik dunia diraih pilar Brasil, Marta. Fifa juga memberi sejumlah penghargaan lain. Puskas Award diberikan kepada Cristiano Ronaldo, Andres Iniesta dan penyerang Wolfsburg, Grafite dan Presidential Award kepada Giacinto Facchetti dan Fair Play Award yang diberikan kepada legenda Inggris, Bobby Robson.
Untuk Tim Terbaik 2009 terpilih Iker Casillas (Real Madrid), John Terry (Chelsea), Nemanja Vidic (Man Utd), Patrice Evra (Man Utd), Daniel Alves (Barcelona), Xavi (Barcelona), Andres Iniesta (Barcelona), Steven Gerrard (Liverpool), Lionel Messi (Barcelona), Cristiano Ronaldo (Real Madrid), Fernando Torres (Liverpool).
***
Parade Pemain Terbaik Dunia (dari tahun 1991)
1991 - Lothar Matthaeus (Jerman)
1992 - Marco van Basten (Belanda)
1993 - Roberto Baggio (Italia)
1994 - Romario (Brasil)
1995 - George Weah (Liberia)
1996 - Ronaldo (Brasil)
1997 - Ronaldo (Brasil)
1998 - Zinedine Zidane (Prancis)
1999 - Rivaldo (Brasil)
2000 - Zidane (Prancis
2001 - Luis Figo (Portugal)
2002 - Ronaldo (Brasil)
2003 - Zidane (Prancis)
2004 - Ronaldinho (Brasil)
2005 - Ronaldinho (Brasil)
2006 - Fabio Cannavaro (Italia)
2007 - Kaka (Brasil)
2008 - Cristiano Ronaldo (Portugal)
2009 - Lionel Messi (Argentina)

Pemain Terbaik Dunia 2009: Messi Sempurna

engkap sudah koleksi gelar individu Lionel Messi. Setelah dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Eropa 2009, Messi melanjutkan dominasinya dengan merebut gelar Pemain Terbaik Dunia 2009.
Sukses bintang Argentina itu memang telah diprediksi sebelumnya. Sepanjang tahun ini pemain berusia 22 tahun itu mampu membawa Barcelona merebut enam gelar sekaligus. Messi memiliki kontribusi besar saat membawa Barca merebut tropi La Liga, Copa del Rey, Liga Champion, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa dan Piala Antar Klub.
Dalam pengumuman yang diadakan di Kongresshaus, Zurich, Swiss, Senin (21/12), Messi mengungguli pemenang tahun lalu Cristiano Ronaldo, dua rekannya di Barcelona asal Spanyol Andres Iniesta dan Xavi Hernandez serta Ricardo Kaka (Brasil/Real Madrid).
"Saya sungguh senang. Kami bisa mengakhiri musim yang bersejarah ini dengan memenangi semua kompetisi yang diikuti. Kami semua bekerja keras untuk mencapai apa yang ditargetkan," ucap Messi di fifa.com.
Sementara untuk pesepakbola wanita terbaik dunia diraih pilar Brasil, Marta. Fifa juga memberi sejumlah penghargaan lain. Puskas Award diberikan kepada Cristiano Ronaldo, Andres Iniesta dan penyerang Wolfsburg, Grafite dan Presidential Award kepada Giacinto Facchetti dan Fair Play Award yang diberikan kepada legenda Inggris, Bobby Robson.
Untuk Tim Terbaik 2009 terpilih Iker Casillas (Real Madrid), John Terry (Chelsea), Nemanja Vidic (Man Utd), Patrice Evra (Man Utd), Daniel Alves (Barcelona), Xavi (Barcelona), Andres Iniesta (Barcelona), Steven Gerrard (Liverpool), Lionel Messi (Barcelona), Cristiano Ronaldo (Real Madrid), Fernando Torres (Liverpool).
***
Parade Pemain Terbaik Dunia (dari tahun 1991)
1991 - Lothar Matthaeus (Jerman)
1992 - Marco van Basten (Belanda)
1993 - Roberto Baggio (Italia)
1994 - Romario (Brasil)
1995 - George Weah (Liberia)
1996 - Ronaldo (Brasil)
1997 - Ronaldo (Brasil)
1998 - Zinedine Zidane (Prancis)
1999 - Rivaldo (Brasil)
2000 - Zidane (Prancis
2001 - Luis Figo (Portugal)
2002 - Ronaldo (Brasil)
2003 - Zidane (Prancis)
2004 - Ronaldinho (Brasil)
2005 - Ronaldinho (Brasil)
2006 - Fabio Cannavaro (Italia)
2007 - Kaka (Brasil)
2008 - Cristiano Ronaldo (Portugal)
2009 - Lionel Messi (Argentina)

Pemain Terbaik Dunia 2009: Messi Sempurna

Pemain Terbaik Dunia 2009: Messi Sempurna 
Lengkap sudah koleksi gelar individu Lionel Messi. Setelah dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Eropa 2009, Messi melanjutkan dominasinya dengan merebut gelar Pemain Terbaik Dunia 2009.

Sukses bintang Argentina itu memang telah diprediksi sebelumnya. Sepanjang tahun ini pemain berusia 22 tahun itu mampu membawa Barcelona merebut enam gelar sekaligus. Messi memiliki kontribusi besar saat membawa Barca merebut tropi La Liga, Copa del Rey, Liga Champion, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa dan Piala Antar Klub.
Dalam pengumuman yang diadakan di Kongresshaus, Zurich, Swiss, Senin (21/12), Messi mengungguli pemenang tahun lalu Cristiano Ronaldo, dua rekannya di Barcelona asal Spanyol Andres Iniesta dan Xavi Hernandez serta Ricardo Kaka (Brasil/Real Madrid).
"Saya sungguh senang. Kami bisa mengakhiri musim yang bersejarah ini dengan memenangi semua kompetisi yang diikuti. Kami semua bekerja keras untuk mencapai apa yang ditargetkan," ucap Messi di fifa.com.
Sementara untuk pesepakbola wanita terbaik dunia diraih pilar Brasil, Marta. Fifa juga memberi sejumlah penghargaan lain. Puskas Award diberikan kepada Cristiano Ronaldo, Andres Iniesta dan penyerang Wolfsburg, Grafite dan Presidential Award kepada Giacinto Facchetti dan Fair Play Award yang diberikan kepada legenda Inggris, Bobby Robson.
Untuk Tim Terbaik 2009 terpilih Iker Casillas (Real Madrid), John Terry (Chelsea), Nemanja Vidic (Man Utd), Patrice Evra (Man Utd), Daniel Alves (Barcelona), Xavi (Barcelona), Andres Iniesta (Barcelona), Steven Gerrard (Liverpool), Lionel Messi (Barcelona), Cristiano Ronaldo (Real Madrid), Fernando Torres (Liverpool).
***
Parade Pemain Terbaik Dunia (dari tahun 1991)
1991 - Lothar Matthaeus (Jerman)
1992 - Marco van Basten (Belanda)
1993 - Roberto Baggio (Italia)
1994 - Romario (Brasil)
1995 - George Weah (Liberia)
1996 - Ronaldo (Brasil)
1997 - Ronaldo (Brasil)
1998 - Zinedine Zidane (Prancis)
1999 - Rivaldo (Brasil)
2000 - Zidane (Prancis
2001 - Luis Figo (Portugal)
2002 - Ronaldo (Brasil)
2003 - Zidane (Prancis)
2004 - Ronaldinho (Brasil)
2005 - Ronaldinho (Brasil)
2006 - Fabio Cannavaro (Italia)
2007 - Kaka (Brasil)
2008 - Cristiano Ronaldo (Portugal)
2009 - Lionel Messi (Argentina)

Liga Europa: Fulham Pastikan 32 Besar

Liga Europa: Fulham Pastikan 32 Besar 
Fulham akhirnya memastikan satu tempat di babak 32 besar Liga Europa. Berkat penampilan gemilang Bobby Zamora, Fulham meraih kemenangan penting di Grup E atas tuan rumah FC Basel, 3-2.
Bermain di St. Jakob Park, Fulham bermain tanpa beban dihadapan sekitar 20 ribu penonton. Tiga menit menjelang turun minum, tim tamu mampu mencuri dua gol dari Zamora. Penyerang jangkung itu mencetak sepasang gol dalam waktu yang berdekatan. Gol pertama Zamora tercipta pada menit 42 dan dilanjutkan gol kedua tiga menit kemudian.
Basel sempat memperkecil ketertinggalan melalui tendangan penalti Alexander Frei di menit 64 sebelum akhirnya gol Zoltan Gera di menit 77 kembali membawa Fulham memperbesar keunggulan menjadi 3-1. Marco Streller membuat pertandingan berakhir 2-3 setelah mencetak gol Basel pada menit 87.
Tambahan tiga poin membuat Fulham memastikan diri lolos ke fase knock-out. Fulham berada diurutan kedua klasemen grup dengan 11 poin atau terpaut dua poin dari pemuncak klasemen AS Roma

Community Shield, PSSI Lupa Kulit

Enlarge font
Hanya tersenyum ketika mendengar ajang bernama Community Shield yang mempertemukan Persipura (juara Liga Super) dan Sriwijaya FC (juara Piala Indonesia). Kejuaraan yang di banyak negara disebut Super Cup alias Piala Super ini pasti menjiplak dari Inggris, satu-satunya negara yang memakai nama tersebut, selain penirunya.
Apa yang ada di benak pencetus nama Community Shield? Apa paham sejarah dan makna Community Shield? Kenapa melupakan kulit dan tidak bangga memakai bahasa atau nama yang diambil dari sejarah sepak bola negeri sendiri? Community Shield juga lahir dari proses panjang sejarah sepak bola mereka.

Rasanya lebih pas jika memakai nama Piala Super, bahkan lebih terhormat jika mamakai nama pejuang sepak bola untuk menghargai jasa-jasa mereka. Pendiri PSSI, Ir. Soeratin Sosrosoegondo sudah diabadikan untuk kejuaraan Liga Remaja U-18, tapi kita masih memiliki banyak nama yang bisa dipakai sebagai penghormatan atas perjuangan mereka misalnya Piala Saelan, Piala Ramang, Piala Witarsa, Piala Ramlan, Piala Maladi, atau Piala Pattinasarani.

Maulwi Saelan, Ramang, Endang Witarsa, dan Ramlan Yatim adalah sebagian pemain kunci tim nasional saat mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade 1956 di Melbourne, Australia. Perjuangan mereka di dalam maupun di luar lapangan patut menjadi anutan.

Di Melbourne mereka menahan Uni Soviet 0-0 pada 29 November. Ketika itu sepak bola belum mengenal adu penalti sehingga pertandingan diulang dua hari kemudian. Padahal Indonesia hanya menyiapkan 13 pemain dan ironisnya 2 pemain yakni Siang Liong Phwa dan Ashari Danoe cedera pada pertemuan pertama. Sedangkan Uni Soviet menyiapkan 18 pemain termasuk bintang-bintangnya dalam kondisi fit seperti Sergei Salnikov, Valentin Ivanov, serta tentu saja kiper legendaris, Lev Yashin. Indonesia akhirnya menyerah 0-4.

Dalam dua pertandingan tersebut, Saelan, sebagai kiper harus berjibaku menahan gempuran pemain-pemain Uni Soviet. Perjuangan Saelan bukan hanya di lapangan, tapi ia juga pernah memimpin PSSI pada 1964-1967. Di karier tentara, Saelan sempat menjadi Wakil Komandan Yon VII/CPM Makassar, lantas kepala staf dan wakil komandan Resimen Tjakrabirawa, serta ajudan Presiden Soekarno, menjelang kejatuhan sang presiden sehingga ia termasuk salah satu saksi sejarah yang memahami kehidupan Soekarno di akhir kariernya.

Endang Witarsa adalah dokter gigi yang sangat cinta sepak bola dan mengabdikan hidupnya untuk dunia sepak bola sejak muda hingga meninggal di usia 91 tahun. Pada era sebagai pemain, ia memberikan beberapa gelar juara seperti Piala Raja Thailand 1968 dan Merdeka Games Malaysia 1969. Sedangkan sebagai pelatih, Endang menghasilkan banyak pemain top seperti Risdianto, Iswadi Idris, Yudo Hadianto, Ronny Paslah, Warta Kusumah, Surya Lesmana, Bambang Sunarto, Sucipto Suntoro, hingga Widodo C. Putro.

Ramang merupakan penyerang yang sangat ditakuti di era 1950-an, bukan hanya di Indonesia tapi juga di Asia. Pada tahun 1954 saat rangkaian pertandingan melawan Filipina, Hong Kong, Thailand, dan Malaysia, sosok yang berprofesi sebagai tukang becak dan kenek truk itu, mencetak 19 gol dari 25 gol yang dihasilkan Indonesia.

Ramlan Yatim adalah kapten tim ketika melawan Uni Soviet. Pengalaman yang membuatnya matang untuk memimpin timnas. Ia tercatat sebagai pemain Indonesia pertama yang bermain di luar negeri yakni untuk Penang dan Singapura pada akhir 1940-an.

R. Maladi adalah kiper tangguh di awal pembentukan tim PSSI pada tahun 1930-an. Kalau saja NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) tidak mengingkari perjanjian dengan PSSI, bisa jadi Maladi yang tampil di Piala Dunia 1938 di Prancis.

Pada 1938, negeri ini diundang untuk tampil di Coupe du Monde. NIVU dan PSSI kemudian membuat kesepakatan pada 5 Januari 1937, salah satu butirnya yakni dilakukan pertandingan antara tim bentukan NIVU melawan tim bentukan PSSI sebelum diberangkatkan ke Piala Dunia atau semacam seleksi tim.

Namun, NIVU melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya. NIVU pasti tidak mau kehilangan muka karena PSSI di masa itu memiliki tim yang kuat, termasuk kipernya adalah Maladi. Hal itu membuat Soeratin sangat marah dan PSSI lantas membatalkan secara sepihak perjanjian dengan NIVU saat Kongres PSSI di Solo pada 1938.

Tim yang diberangkatakan NIVU merupakan campuran pemain berdarah Belanda dan 9 pemain keturunan cina dan pribumi. Beberapa nama melayu yang tampil di Coupe du Monde adalah Achmad Nawir, Anwar Sutan, dan Soedarmadji. Tetapi, mereka tidak dianggap sebagai kebanggaan wakil Indonesia karena bentukan NIVU dan tampil dengan memakai bendera Dutch East Indies. Mereka pun langsung tersingkir setelah dibantai 0-6 oleh Hongaria dari babak awal.

Pendirian PSSI

Sepak bola Indonesia sudah tumbuh sejak awal 1900. Klub pertama yang didirikan di Hindia Belanda konon di Surabaya oleh John Edgar pada 1895. Kemudian di Padang berdiri klub pertama dengan nama Padangsche Voetbal Club pada 1901. Selanjutnya pada 2 November 1915 dilahirkan Makassar Voetbal Bond (MVB) dan menjadi embrio klub PSM. Empat tahun berselang, Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) yang kini menjadi PSSM Magelang lahir pada 1919.

Selanjutnya klub-klub sepakbola menyebar ke berbagai daerah. Pada 1923 di Solo didirikan Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) yang menjadi awal kelahiran Persis Solo. Di era 1930 dan 1940-an, VVB menjadi salah satu basis kekuatan sepak bola dan kerap menjadi juara nasional. Setelah itu Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB) kini menjadi Persebaya dibentuk pada 1927, disusul Voetbalbond Indonesische Jakarta (VIJ) yang menjadi cikal bakal Persija pada 1928. Kemudian pada 5 September 1929, Persatuan Sepak Raga Mataram (PSM) didirikan, dan berubah nama menjadi PSIM pada 27 Juli 1930.

Diprakarsai oleh Soeratin, bersama Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo (pengurus PSM), serta Sjamsoedin (VIJ/saat itu masih mahasiswa RHS), Gatot (BIVB), Kartodarmoedjo (MVB), E.A. Mangindaan (IVBM/saat itu masih menjadi siswa HKS atau Sekolah Guru dan juga kapten tim IVBM), Pamoedji (SIVB), dan Soekarno (VVB, bukan Bung Karno) pada 19 April 1930 bertemu untuk membahas pendirian Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia (PSSI) di Societeit Hadiprojo Yogyakarta.

BIVB adalah Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond yang kemudian menjadi Persib secara resmi lahir pada 1933, tapi sebetulnya sudah ada beberapa tahun sebelumnya termasuk turut memprakarsai pendirian Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia yang selanjutnya diubah menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dan menetapkan Ir. Soeratin sebagai ketua umum pertama.

Soeratin lahir pada 17 Desember 1898 di Yogyakarta. Ayahnya adalah R. Soesrosoegondo, seorang guru dan pengarang buku. Istri Soeratin yakni R. A. Srie Woelan adalah adik kandung Dr Soetomo, tokoh pendiri Budi Utomo. Soeratin menyelesaikan sekolah dari KWS (Koningen Wilhelmina School) di Jakarta, kemudian pada 1920 melanjutkan sekolah ke Sekolah Teknik Tinggi di Hecklenburg, Jerman.

Soeratin menyelesaikan kuliah pada 1927 dan setahun kemudian pulang untuk bekerja di perusahaan konstruksi besar milik Belanda yakni Sizten en Lausada yang berpusat di Yogyakarta. Disana ia menjadi satu–satunya orang pribumi yang duduk dalam jajaran petinggi perusahaan dengan gaji tinggi.

Soeratin memandang sepak bola bisa menjadi alat pemersatu dan menjadi wujud dari Sumpah Pemuda yang dikumandangkan pada 1928. Ia bahkan memilih untuk meninggalkan pekerjaan demi berjuang melalui sepak bola, mendirikan PSSI dan kompetisi secara rutin sejak 1931.

Pada era 50-an, tepatnya sewaktu Indonesia tampil di Olimpiade 1956, giliran Maladi yang memimpin PSSI (1950-1959). Di masa itu, Maladi mendatangkan pelatih Yugoslavia, Antun "Toni" Pogacnik untuk menangani timnas pada 1954-1959. Setelah memimpin PSSI, Maladi diangkat oleh Presiden Soekarno menjadi Menteri Penerangan 1959-1962 dan kemudian Menteri Olah Raga 1962-1967.

Dari generasi yang lebih muda, ada Ronny Pattinasarani, kapten timnas yang melejit di era 1970-1980-an. Ia adalah pemain kunci saat timnas meraih perak pada SEA Games 1979 dan 1981, serta pernah masuk pemain Asia All-Star 1982. Intinya sejarah panjang telah mewarnai perjalanan sepak bola Indonesia. Banyak yang bisa kita jadikan anutan, bukan malah menjiplak karya dan sejarah orang lain.

Makna Community Shield

Community Shield di Inggris lahir dari berbagai liku perjalanan sejarah sepak bola di negeri tersebut. Embrio kejuaraan ini adalah Sheriff of London Charity Shield yang dimainkan sejak 1898. Ajang ini setiap tahun mempertandingkan klub profesional terbaik dengan klub amatir terbaik. Pada 1904, klub amatir paling terkenal di Inggris pada masa itu, Corinthians mampu membantai juara Piala FA, Bury, dengan skor 10-3!

Mulai 1908, kejuaraan tersebut diubah hanya memakai nama Charity Shield. Pada 1974, Sekretaris FA, Ted Croker, memprakarsai The FA Charity Shield sebagai ajang yang dimainkan di Wembley menjelang musim kompetisi baru dimulai. Pertandingan pun harus mempertemukan juara liga dan juara Piala FA. Aturan itu mengangkat gengsi Shield karena sebelumnya pertandingan berpindah-pindah dan sering melibatkan tim yang tidak mendapatkan prestasi apa-apa pada musim sebelumnya.

Ketika Wembley direnovasi, tujuh penyelenggaraan Shield pada 2001-2007 digelar di Stadium Millennium, Cardiff, dan setelah renovasi kelar, pertandingan kembali ke New Wembley. Shield menjadi salah satu partai domestik terpenting ketika disaksikan oleh 63.317 penonton yang mempertandingkan Arsenal melawan Manchester United, Agustus 2004.

Shield bukan hanya pertandingan di lapangan, tetapi memiliki makna yang lebih dalam karena sejak awal pentas ini merupakan laga amal sebagai bantuan yang disalurkan Community Shield Fund untuk klub-klub di komunitas sepak bola terbawah serta kegiatan-kegiatan amal di seluruh Inggris. Pengumpulan dana diperoleh dari penjualan tiket dan penjualan buku program pertandingan. Bantuan tersebut diberikan kepada klub-klub yang bertanding pada putaran pertama Piala FA dan disumbangkan melalui FA Charity Partners atau partner-partner amal Football Association.

Tahun lalu misalnya, Community Shield Fund menyumbang Farleigh Hospice dam Broomfield Hospital’s Intensive Care Unit dan awal tahun 2009 memberikan bantuan kepada Hartlepool Hospice, Butterwick Children's Hospice, dan Great North Air Ambulance.

“Ini contoh nyata dari semangat community dan saya ingin berterima kasih atas nama pasien dan keluarganya,” kata Debbie de Boltz, Corporate Fundraiser dari Fairleigh Hospice.

Secara jumlah mungkin tidak terlalu besar karena Community Shield Fund membantu dalam jumlah 1.666 pound hingga 5.000 pound atau sekitar 25 juta hingga 75 juta rupiah. Dana yang dikumpulkan dari 1974 hingga 2000, sebelum Wembley direnovasi, pun terhitung hanya 5 juta pound atau sekitar 76 miliar. Tapi, dorongan dan rutinitas bantuan yang diberikan lebih bermakna dari pada menjiplak nama tapi tidak tahu maknanya.

Apakah Community Shield ala PSSI dijiwai makna seperti Community Shield yang asli? Padahal kita tengah prihatin oleh berbagai bencana khususnya gempa di Padang, Jambi, dan Tasikmalaya. Dan saya sih lebih bangga jika ajang itu diberi nama Piala Ramang atau Piala Maladi seperti di Belanda yang bangga dengan nama Johan Cruijff Schall untuk ajang serupa yang mempertemukan juara liga dan piala domestik.

Negara-negara lain juga punya nama dengan bahasa sendiri seperti Supercoppa Italiana, DFB-Ligapokal, atau Supercopa de Espana. Di Thailand ada Kor Royal Cup dan di Malaysia, yang dianggap suka menjiplak karya negeri ini, juga lebih suka memakai nama Sultan Haji Ahmad Shah Cup. Kenapa kita tiba-tiba memakai nama Community Shield?
Sama halnya dengan Copa yang dipakai untuk nama kejuaraan domestik kasta kedua setelah liga. Kata Copa diambil dari bahasa Spanyol dan Portugis yang artinya piala. Kenapa tidak bangga dengan memakai nama Piala PSSI? Di negara-ngera lain pun mereka bangga dengan memakai bahasa dan federasi sepakbola sendiri seperti FA Cup, DFB Pokal, Coupe de France, Copa del Rey, dan KNVB Beker. Atau seperti halnya di atas, kita tentu akan sangat bangga jika pahlawan sepak bola kita dipakai untuk kejuaraan itu seperti Piala Maladi, Piala Ramang, atau Piala Pattinasarani. Nama Copa terasa janggal dan jangan sampai salah kaprah seperti di sebuah televisi ada yang pernah menyebut Piala Copa untuk kejuaraan tersebut. Piala Copa???Community Shield, PSSI Lupa Kulit

ESTEDUANTES KE FINAL

Estudiantes La Plata memastikan diri melaju ke partai final Piala Dunia Klub. Dalam laga semifinal di Mohammed Bin Zayed Stadium, Abu Dhabi, Selasa (15/12). Klub Argentina itu menumbangkan jagoan Asia, Pohang Steelers 2-1.
Pohang bahkan harus mengakhiri pertandingan dengan delapan pemain menyusul tiga kartu merah yang diterima pilar mereka. Jae-won Hwang, Kim Jae-Yong dan Hwa-Yong Shin dipastikan absen pada laga penentuan peringkat ketiga akibat akumulasi kartu merah saat melawan Estudiantes.
Keikutsertaan Estudiantes di Piala Dunia Klub tahun ini berkat jatah sebagai juara Copa Libertadores. Sementara Pohang merupakan juara Liga Champion Asia tahun ini. Pohang melaju ke semifinal setelah menumbangkan klub Kongo, TP Mazembe 2-1 dilaga perempatfinal tiga hari lalu.
Saat melawan Estudiantes, pelatih Pohang asal Brasil, Segio Farias menurunkan susunan pemain yang sama. Sepanjang babak pertama kedua tim saling bergantian membangun serangan berbahaya. Namun, Estudiantes yang dimotori mantan bintang Manchester United dan Chelsea, Juan Sebastian Veron lebih banyak melepaskan tendangan ke gawang Pohan yang dikawal kiper Hwa-Yong Shin.
Malapetaka datang bagi Pohang saat babak pertama memasuki masa injury time. Tendangan bebas melengkung Leandro Benítez tidak meluncur masuk ke gawang Pohang. Estudiantes menutup babak pertama dengan keunggulan 1-0.
Saat babak kedua baru berjalan delapan menit. Benitez memperbesar keunggulan Estudiantes menjadi 2-0. Sepakan kaki kiri Bneiotez dari mulut gawang Hwa-Yong sempat membentur tiang gawang sebelum mengarah masuk ke gawang.
Dalam keadaan tertinggal Pohang berusaha untuk mengejar ketertinggalan. Namun, nasib sial harus dialami Pohang. Tekelan keras Jae-won Hwang terhadap Maximiliano Nunez pada menit 56 membuat Jae-won menerima kartu merah.
ESTEDUANTESMeski bermain dengan sepuluh pemain, Pohang justru mampu mencuri gol. Pada menit ke-70, Denilson Martins Nascimiento memperkecil ketertinggalan Pohang menjadi 1-2 setelah memanfaatkan kesalahan pemain belakang Estudiantes.
Sayang, satu menit kemudian Pohang kembali harus kehilangan satu pemain lagi. Kim Jae-Yong harus meninggalkan lapangan akibat menerima kartu kuning kedua. Penderitaan Pohang semakin bertambah lengkap setelah kartu merah ketiga yang keluarkan wasit  Roberto Rosetti kepada kiper Hwa-Yong Shin pada menit ke-76.
Meski bermain dengan delapan pemain tapi Pohang masih tetap bermain menyerang untuk menyamakan kedudukan. Estudiantes hanya memperlambat tempo guna mengamankan keunggulan sekaligus memastikan tiket ke partai puncak.
Pada pertandingan final nanti, Estudiantes akan menantang pemenang antara Barcelona melawan Atlante. Semifinal kedua baru akan diadakan pada Rabu (16/12).

Ada alasan lain mengapa 32 tim peserta Piala Dunia 2010 bakal tampil habis-habisan memburu prestasi terbaik di Afrika Selatan. Selain gengsi dan prestise, turnamen ini juga menyediakan hadiah uang yang menggiurkan.
FIFA telah mengonfirmasi bahwa mereka menyiapkan total hadiah 420 juta dolar AS (atau hampir 4 triliun rupiah). Angka ini naik 60% dibandingkan hadiah uang pada Piala Dunia 2006.
Bagaimana perincian pendistribusiannya? Sebelum turnamen dimulai, setiap tim sudah mendapatkan 1 juta dolar AS sebagai biaya persiapan. Kemudian pendapatan tim berikutnya akan dibedakan berdasarkan pencapaian mereka di turnamen yang akan berlangsung 11 Juni - 11 Juli 2010 itu.

Enam belas tim yang gagal lolos ke fase knock-out masing-masing menerima 500 ribu dolar AS. Sebaliknya, enam belas tim yang lolos bakal membagi 9 juta dolar AS di antara mereka.
Delapan tim yang lolos ke babak perempatfinal akan mendapatkan total 18 juta dolar AS. Besaran hadiah kemudian terus meningkat, dari 20 juta dolar AS untuk para semifinalis, 24 juta dolar AS untuk runner-up, dan 30 juta dolar AS untuk mereka yang berhasil keluar sebagai juara.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Piala Dunia, FIFA juga menyiapkan dana kompensasi bagi klub-klub yang pemainnya tampil di Afsel 2010. Total anggaran FIFA untuk dana ini adalah 26 juta euro. Kalau dirata-rata, FIFA membayar 1.000 euro untuk setiap pemain yang tampil di Afsel 2010 per hari.

Menegpora Bukanlah Optimus Prime, lho

Suka nonton film sains fiksi, Transformer? Ya, film itu tergolong sukses berat. Pendapatan kotor Transformer 1 pada tahun 2007 mencapai US$ 708 juta (Rp 6,8 triliun).
Adalah Michael Bay, sang sutradara, yang kecipratan fulus tak kurang dari US$ 75 juta (Rp 720 miliar)! Pendapatan Bay akan terus bertambah sebab film keduanya, Transformer II: Revenge of the Fallen, masih terus beredar dan bakal mengundang penonton datang, baik ke studio layar lebar, maupun pembelian DVD.
Perusahaan mobil General Motors (GM) memiliki penciuman hebat film Transformer 1. Maka mereka melakukan cross promotional advertising. Tak kurang dari 65 mobil wah disiapkan General Motors untuk mendapatkan benefit. Seperti dicatat Associated Press, GM melakukan itu sebelum tahun 2007.
Penciuman tajam GM tak sebanding dengan makin tingginya biaya operasional GM. Resesi dunia yang mengguncang AS, membuat GM pun ambruk. Harapan mengeduk untung dari cross promotional program dengan film Transformer pun jauh panggang dari api. Tokoh utama Optimus Prime akan semakin maksimum mengeduk untung untuk si pembuat film.
Rabu (21/10) ini, nama penanggung jawab olah raga Indonesia akan diumumkan sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah raga (Menegpora). Banyak nama yang beredar namun Andi Alfian Mallarangeng, Ph.D. hampir pasti akan menjadi yang terpilih. Selamat bang Andi, welcome to the jungle.
Olah raga Indonesia adalah hutan yang tak berujung. Perlu keberanian memetakan dimana ujung, dimana pangkal, sehingga bisa diukur luasnya hutan olah raga Indonesia.

Pendekatan Sosiologi
Untungnya, Bang Andi memiliki latar belakang sebagai sosiolog. Sebagai pakar sosiologi, itu dicerminkan dari gelar S1 dan S2, saya yakin ia akan melakukan pendekatan sosiologi terhadap hutan olah raga Indonesia. Gelar S1 dari UGM dan Master of Science dalam bidang Sosiologi dari Northern Illinois University, akan ia pakai mengurai berbagai komunitas olah raga di hutan olah raga Indonesia. Ia akan melihat proses sebagai instrumen penting daripada hasil akhir.
Sebab masyarakat olah raga Indonesia itu memiliki berbagai ciri khas. Mereka sangat mudah digerakkan, asal ada contoh yang konkret dan masuk akal. Bang Andi mesti memahami itu sebab sekarang budaya olah raga Indonesia sedang berada di titik nadir. Keluarga-keluarga Indonesia mengizinkan putra-putri berolah raga sebagai kodrat homo ludens, makhluk yang gemar bermain, hanya sebatas beraktivitas fisik. Untuk olah raga prestasi, tunggu dulu! Jadi, buatlah gerakan nyata mengolahragakan masyarakat dalam waktu dekat!
Sebab saat ini olah raga bukanlah favorit di mata orangtua. Lebih menarik menonton tayangan sinetron, musik, dan berita mistis, daripada menonton olah raga. Lagian, tayangan olah raga di TV terestrial sangat sulit ditemukan. Ada sepak bola internasional, namun itu nun jauh di sana.  Bang Andi pasti tahu, sangat berbeda sosiologi masyarakat Eropa sana dengan Indonesia. Kalau pun ada sepak bola Indonesia, jarang sekali yang bersih dan bermutu dibandingan Premier League, La Liga, maupun Serie A.
Jadi, masyarakat harus diyakinkan lagi bahwa olah raga adalah lapangan pekerjaan yang menjanjikan, yang sama pentingnya dengan menjadi penyanyi atau bintang sinetron.

Olah Raga adalah Proses
Olah raga adalah proses. Tak ada hasil instan dalam olah raga. Karena sebuah proses, tentu saja diperlukan bibit atlet. Darimana atlet dihasilkan? Selain dari keluarga Indonesia, juga dari sekolah-sekolah. Pengalaman sekolah di Illinois pasti sudah ada di mindset bang Andi. AS tak pernah kekurangan bibit atlet kerena mereka konsisten mengembangkan kegiatan intramural dan extramural di sekolah, mulai dari dasar sampai perguruan tinggi.
Di Indonesia, olah raga hanya menjadi bagian kecil dari proses belajar mengajar. Cuma 2 jam sepekan. Itu pun kadang-kadang diberikan oleh guru non pendidikan jasmani (penjas). Berapa banyak sekolah dasar hingga perguruan tinggi yang memiliki pembinaan berjenjang di olah raga? Hampir nihil, bang!
Ada memang sekolah atlet Ragunan, yang pernah memiliki nama besar. Kalau ingin melihat cermin asli sekolah olah raga itu, lakukan sidak dan menginap di sana barang 2 malam. Anda pasti akan merasakan betapa muramnya potret olah raga di level sekolah.
Itu di level grass root. Di tingkat organisasi, ada rivalitas antara KONI dengan lembaga Menegpora di masa Menegpora Adhyaksa Dault. Namun karena mengaku punya budaya Timur, rivalitas itu mereka bungkus sedemikian rupa sehingga tak terlalu nampak. Namun, insan olah raga bisa merasakan betapa tidak kompaknya dua lembaga yang sebenarnya sama-sama penting untuk kemajuan olah raga Indonesia.

Satu lagi bang Andi. Pendekatan sports science kita tertinggal dengan negara-negara Asia Tenggara yang memang concern pada olah raga. Problemnya adalah dana. Dana untuk olah raga Indonesia masih kecil. Sudah dana kecil, ketergantungan induk-induk organisasi, yang jumlahnya di KON/KOI berjibun itu, sangat besar. Mereka juga kebingungan memanajemen olah raga Indonesia sebab memang management approach untuk induk organisasi belum seragam. Mencari tenaga olah raga yang well educated, well management, dan punya kompetensi, masih sangat sulit di Tanah Air tercinta.
Untunglah pendidikan tertinggi Bang Andi berlatar belakang ilmu politik. Itu akan memudahkan Menegpora menjalin kerjasama lintas bidang dengan lembaga negara/kementrian yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan olah raga. Kerjasama itulah yang sebenarnya menjadi key success factor negara-negara besar seperti Cina dan Korsel di Asia, atau Thailand, Vietnam, dan Malaysia di kawasan jiran.
Jika Menegpora dikonotasikan Optimus Prime, perjuangannya menegakkan keadilan dan membantu warga bumi dari ancaman Megatron dan antek-antek Deception lainnya, jelas tak bisa berhasil tanpa bantuan pihak lain. Sebutlah Bumblebee – yang warna kuningnya dipakai Rafael Nadal di US Open.
Ya, Menegpora baru harus dibantu. Tentunya dibantu dengan ide-ide dan masukan jernih dari hati yang putih. Selamat berjuang, bang Andi! eko@bolanews.com

MUNGKINKAH EL CLASICO MENJADI KUBURAN PELLEGRINI



MUNGKINKAH EL CLASICO MENJADI KUBURAN PELLEGRINI 

Camp Nou, 29 November 2009. Nasib Manuel Pellegrini sebagai pelatih Real Madrid disebut-sebut ditentukan dalam partai klasik berjuluk el clasico. Ya, hari itu Madrid menantang Barcelona di Camp Nou. Kekalahan, terlebih bila tanpa perlawanan, diyakini sebagai pintu keluar Pellegrini dari Madrid.

Benarkah Madrid mencari pelatih ke-11 setelah abad berganti? Florentino Perez, Presiden Real Madrid yang dikenal cepat dan berani mengambil keputusan, pernah berujar dia akan memberi Pellegrini kesempatan hingga akhir musim.



Bahkan, Perez sempat mengisyaratkan penerimaannya ketika Madrid gagal di Copa del Rey. Alasannya? Madrid tengah membangun karakter menjadi tim tangguh dan seimbang di musim berikut. Investasi 257.400.000 euro, sekitar 3,6 triliun rupiah, untuk membeli pemain musim ini adalah cermin ambisi besar Perez menguasai kembali daratan Spanyol dan Eropa.

Apa dosa Pellegrini? Performa dan posisi Madrid di Liga Champion jelas sangat dipertimbangkan sebagai buah karya pelatih asal Cili ini. Di panggung Primera Division, hingga jornada 10, posisi El Real tak jelek-jelek amat. Walau masih berada di bawah Barcelona, perbedaan nilai hanya satu.

Namun petir di siang bolong muncul saat Pellegrini memainkan sejumlah pemain cadangan sebagai starter di ajang Copa del Rey. Sungguh masuk akal bila Jerzy Dudek, Alvaro Arbeloa, Christoph Metzelder, Royston Drenthe, Mahamadou Diarra, Rafael van der Vaart, hingga Guti Hernandez menjadi starter melawan Alcorcon.

Tuan rumah hanyalah anggota Segunda Division B, setara dengan Divisi III. Lagi pula, di markas Alcorcon itu masih ada Raul Gonzalez dan Karim Benzema di lini depan dalam formasi 4-4-2.

Tapi kekalahan 0-4 adalah tamparan bagi klub yang paling royal berbelanja pemain musim ini. Madrid diolok-olok. Harga diri sebagai Klub Terbaik Abad XX pilihan FIFA tercoreng. Pemberitaan, terlebih oleh media yang anti-Madrid, sangat menyakitkan. Tidur Perez terganggu!

Akhirnya sang presiden tak kuasa menahan gundah. Ia menumpahkan kekesalan pada Pellegrini karena pelatih tidak menampilkan skuad terbaik. Tapi Pellegrini yakin, keputusannya melakukan rotasi dalam frekuensi tinggi penting guna meredam gejolak sewaktu-waktu muncul akibat kebijakan sang presiden.

Sebelum menjamu Racing Santander di jornada 11, Sabtu (21/11), Pellegrini sudah memakai 21 pemain sebagai starter di Primera Division. Untuk Liga Champion, starting line-up Madrid dalam empat laga Grup C diperankan oleh 17 pemain.

Ya, bukankah Perez yang mengumandangkan Real Madrid sebagai rumah pesepak bola terbaik dunia. Ia mengumpulkan pemain dengan lebih mengutamakan prospek bisnis daripada kepentingan sang pelatih meracik strategi.

Padahal Pellegrini hanya berusaha membuat nyaman pemain-pemain berkategori bintang di Santiago Bernabeu.

Bagaimanapun, kompetisi yang panjang dan melelahkan, diselingi partai internasional menuju Piala Dunia 2010, harus disikapi dengan menjaga peak performance pemain. Bila Kaka dkk. dipaksa tancap gas terus sejak awal kompetisi, bukan tak mungkin pada saat genting performa tim akan menurun.

Hanya, kegagalan di Copa del Rey dari tim antah-berantah bernama Alcorcon jauh dari dugaan Pellegrini. Perseteruannya dengan Guti Hernandez juga bisa menimbulkan dampak yang tidak diprediksi. Pemain senior di Madrid punya posisi penting, sesuatu yang tak disukai Pellegrini.

Sejak awal saya membaca berita di situs-situs olah raga bahwa Florentino Perez memilih Manuel Pellegrini sebagai penerus Juande Ramos, ada kekhawatiran yang muncul. Di Villarreal, pelatih berusia 56 tahun ini bisa menyingkirkan Juan Roman Riquelme dan meredupkan sinar kebintangan playmaker asal Argentina itu. Padahal, hampir tak ada penyangkalan menyebut besarnya jasa Riquelme melambungkan Villarreal mencapai semifinal Liga Champion 2004/05.

Mau membandingkan jumlah pemain berkategori elite selama Pellegrini lima musim di Villarreal (2004-09) dengan milik Madrid saat ini? Seolah senandung Ary ‘Bill Broad’ Wibowo dalam lagu ‘Singkong dan Keju’ kembali berkumandang.

Luiz Felipe Scolari

Lalu, sejauhmana kebenaran berita El Mundo Deportivo soal pergantian pelatih Madrid? Nama Luiz Felipe Scolari sudah muncul ke permukaan.

Popularitas Luiz Felipe Scolari memang lebih baik daripada Pellegrini. Saat ini, pemberitaan tentang pelatih asal Brasil berusia 61 itu lebih kepada statusnya yang diyakini sebagai pelatih bergaji terbesar di dunia.

Juara Uzbekistan, Bunyodkor, disebut-sebut membayar upah Scolari sebesar 20 juta euro untuk 18 bulan kontrak kerja. Hmm... menerima 280 miliar rupiah selama kerja 1,5 tahun? Apa yang bisa seorang pelatih berikan dalam waktu singkat seperti itu? Kemana perginya istilah, ”Saya bukan tukang sulap” yang biasa dipakai pelatih sepak bola untuk mewaspadai harapan tinggi majikan baru dalam waktu kerja singkat?

Saya punya keyakinan begini: setelah gagal dan dipermalukan di Chelsea, Scolari butuh pelarian untuk membuktikan dia bukan pelatih gagal. Pembuktian itu diwujudkan dengan status sebagai pelatih termahal di dunia.

Tapi siapa itu Football Club Bunyodkor? Anda bisa membayangkan seorang pelatih sekelas Scolari menukangi sebuah klub yang baru berdiri pada 6 Juli 2005. Klub ini mencoba memakai daya tarik finansial ketika berusaha mendatangkan pesepak bola elite, seperti Samuel Eto’o, Andres Iniesta, Carles Puyol, hingga Cesc Fabregas.

Bila acuannya bintang lima, hanya Rivaldo yang berhasil digaet, itupun saat ia berusia 36 tahun. Pada 25 Agustus 2008, Rivaldo mengumumkan berhenti dari Olympiakos guna menerima pinangan senilai 10,2 juta euro untuk dua tahun dari Bunyodkor.

Bukankah Scolari lebih dikenal sebagai pelatih yang membawa Brasil menjuarai Piala Dunia 2002? Jangan salahkan saya bila muncul keraguan terhadap kemampuan Felipao menukangi klub elite Eropa. Ya, untuk kategori klub, Chelsea adalah satu-satunya klub bintang lima Eropa yang pernah ia tukangi. Hasilnya? Felipao dipecat 9 Februari 2009, sebelum ia merampungkan Premier League 2008/09.

Kredibilitas Big Phil pun diselimuti tanda tanya. Ketika ia memutuskan menerima tawaran Roman Abramovich sebagai pelatih Chelsea saat tim yang ia pegang, Portugal, tengah berlaga di Euro 2008, saya memvonis kegagalan segera menghampiri Cristiano Ronaldo dkk. Prediksi saya tepat!

Tapi bila dilihat dari sisi lain, Scolari adalah orang yang dipandang tepat memimpin Kaka dan Ronaldo. Kedua pemain termahal di dunia itu pernah menjadi anak asuhnya di tim nasional Brasil dan Portugal. Harmonisasi dan sepak bola menyerang yang diidam-idamkan Madridistas bisa diwujudkan Felipao. Benarkah?

Hari demi hari menjelang duel el clasico semakin punya arti. Bagi saya bukan soal menang atau kalah yang menjadi penantian. Haruskah pertarungan klasik, yang maknanya sulit kita pahami, memaka
Terbitkan Entri
n korban seorang pelatih? *

Belakangan ini nama Lionel Messi tidak lepas dari pemberitaan media. Setelah merebut gelar Pemain Terbaik Eropa 2009, koleksi gelar individu Messi kembali bertambah. Bintang Argentina itu dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Dunia 2009 versi majalah World Soccer.

Pengakuan majalah asal Amerika Serikat itu juga diberikan kepada pemain Brasil, Ronaldinho. Pilar AC Milan itu terpilih sebagai Pemain Terbaik Dekade ini.
Sukses Messi sekaligus mengulangi prestasi serupa yang dibuat Diego Maradona pada tahun 1986. Messi mengumpulkan perolehan suara 43 persen unggul atas dua rekan setimnya di Barcelona Andres Iniesta (21,5%) dan Xavi Hernandez (11,2%).
Keberhasilan ketiga bintang Barca itu sekaligus mengulangi prestasi serupa yang diukir tiga pilar AC Milan pada tahun 1988 dimana Marco van basten finish di tempat teratas diikuti Ruud Gullit dan Frank Rijkaard.
Sementara Ronaldinho merupakan Pemain Terbaik Dekade ini periode 2000 hingga 2009. Dinho mengalahkan Messi, Cristiano Ronaldo, Michael Owen, Pavel Nedved dan Fabio Cannavaro.
Untuk kategori tim terbaik, Barcelona berada diurutan teratas dengan 75,9 persen, sedangkan Pelatih Terbaik jatuh ke tangan Pep Guardiola dengan 62,1% dan Pemain Muda Terbaik diberikan kepada Sergio Aguero 45,1%.
***
Pemain Terbaik (%)
1 Lionel Messi (Barcelona & Argentina) 43.2
2 Andres Iniesta (Barcelona & Spanyol) 21.5
3 Xavi (Barcelona & Spain) 11.2
4 Cristiano Ronaldo (Manchester United/Real Madrid & Portugal) 6.4
5 Zlatan Ibrahimovic (Internazionale/Barcelona & Swedia) 4.2
6 David Villa (Valencia & Spanyol) 2.5
7 Diego Forlan (Atletico Madrid & Uruguay) 2.1
8 Fernando Torres (Liverpool & Spanyol) 1.3
9 Wayne Rooney (Manchester United & Inggris) 0.8
10 Didier Drogba (Chelsea & Pantai Gading) 0.5
  = Lainnya 6.3
Tim Terbaik
1 Barcelona 75.9
2 Spain 8.3
3 Brazil 3.8
4 North Korea 2.7
5 Wolfsburg 1.5
6 Estudiantes 1.4
7 Manchester United 1.3
8 England 0.8
9 Real Madrid 0.6
10 Bosnia-Herzegovina 0.3
  = Lainnya 3.4
Pelatih Terbaik
1 Pep Guardiola (Barcelona) 62.1
2 Felix Magath (Wolfsburg/Schalke) 9.7
3 Alex Ferguson (Manchester United) 5.3
4 Laurent Blanc (Bordeaux) 4.8
5 Fabio Capello (England) 3.9
6 Marcelo Bielsa (Chile) 3.4
7 Carlos Dunga (Brazil) 2.9
8 Roy Hodgson (Fulham) 1.3
9 Alex Sabella (Estudiantes) 1.1
10 Jose Mourinho (Internazionale) 0.8
Others 4.7

Pemain Muda Terbaik
1 Sergio Aguero (Atletico Madrid & Argentina) 45.1
2 Alexandre Pato (Milan & Brazil) 25.2
3 Stevan Jovetic (Fiorentina & Montengro) 9.8
4 Karim Benzema (Lyon/Real Madrid & France) 4.6
5 Bojan Krkic (Barcelona & Spain) 3.6
6 Mesut Ozil (Werder Bremen & Germany) 2.5
7 Theo Walcott (Arsenal & England) 2.3
8 Alan Dzagoev (CSKA Moscow & Russia) 1.2
9 Sergio Busquets (Barcelona & Spain) 1.1
10 Dominic Adiyiah (Fredrikstad & Ghana) 0.6
=Lainnnya 4.0

Pemain Terbaik Dekade (Poin)
1 Ronaldinho 781
2 Lionel Messi 759
3 Cristiano Ronaldo 708
4 Thierry Henry 619
5 Kaka 567
6 Fabio Cannavaro 401
7 Pavel Nedved 394
8 Michael Owen 330
9 Luis Figo 290
10 Zinedine Zidane 270
11 Raul 261
12 Ronaldo 260
13 Andriy Shevchenko 230
14 Andres Iniesta 215
15 Michael Ballack 180
16 Xavi 163
17 Rivaldo 150
18 Fernando Torres 149
19= Samuel Eto'o 146
19= Frank Lampard 146
21 Steven Gerrard 134
22 Deco 130
23 Francesco Totti 107
24 Ruud Van Nistrelrooy 99
25 Oliver Kahn 90
26 Paolo Maldini 82
27 Didier Drogba 79
28 Juan Roman Riquelme 77
29 Adriano 73
30 Iker Casillas 59
31 Andrei Arshavin 54
32 Zlatan Ibrahimovic 53
33 Gianluigi Buffon 49
34 David Villa 46
35 Roy Makaay 40
36 David Beckham 37
37 Wayne Rooney 36
38 Diego Forlan 21
39= Gabriel Batistuta 20
39= Henrik Larsson 20

Piala Dunia, Transfer Budaya, dan Kebangkitan Afrika

Is there any cultural practice more global than football? Sebuah pertanyaan cerdas yang dilontarkan David Goldblatt dalam bukunya The Ball Is Round. Ya, universalitas sepak bola bisa menembus batas agama maupun bahasa untuk mengubah budaya sebuah bangsa.
Ada kisah menarik rekruitmen pesepakbola Afrika di Liga Inggris. Niat Hassan Hegazi semula datang ke Inggris dari Mesir adalah menuntut ilmu. Sembari belajar di London University, ia menyalurkan kegemarannya bermain bola di klub Dulwich Hamlet.
Fulham yang melihat bakat hebat Hassan mengambilnya dengan status amatir. Sempat bermain beberapa gim di Fulham dan Millwall, Hassan akhirnya fokus menuntut ilmu bahasa Arab dan sejarah di universitas Cambridge. Hassan Hegazi adalah orang Afrika pertama yang bermain di klub primer Inggris pada tahun 1911.
Pemain asal Mesir lain, Tewfik Abdullah, datang ke Inggris dengan maksud belajar berdagang mesin-mesin dan peralatan berat pada 1913. Ia iseng bermain sepak bola yang mengantarnya jadi pesepak bola profesional. Ia pernah membela Derby County sebelum hijrah ke liga AS.
Menuntut ilmu dan berdagang adalah keinginan awal intelektual Mesir ke Inggris. Dari negara yang memiliki koloni, Portugal dikenal paling intens mengembangkan sepak bola. Sejak tahun 1950-an, mereka merekrut imigran asal Afrika dijadikan pemain nasional.
Afrika adalah gudang pesepak bola andal. Sejarah kolonialisme menjadi latar belakang mengapa negara-negara Eropa memiliki pesepak bola berkulit gelap. Prancis dan Portugal bahkan menganggap koloni mereka di Afrika sebagai provinsi di luar negeri. “Mereka bisa setiap saat membela tim nasional negara tuannya,” ungkap Franklin Foer dalam bukunya “How Soccer Explains The World”.
Afrika perlu waktu untuk membuktikan esksistensi mereka. Adalah Kamerun yang mengejutkan dunia dengan mencapai perempat final Piala Dunia 1990 di Italia. Kehebatan Kamerun kontan membuat pesepak bola Afrika laku keras.
Afrika Selatan mencoba memanfaatkan momentum kebangkitan Afrika dengan menawarkan diri jadi tuan rumah Piala Dunia 2006. Saat pemilihan di Zurich, Swiss, 6 Juli 2000, Afsel dan Jerman berada di barisan terdepan kandidat tuan rumah. Bahkan Danny Jordaan, ketua bidding Afsel berani berucap “Saya sangat terkejut jika Afsel gagal memenangi tuan rumah Piala Dunia 2006.”
Optimisme Jordaan, mantan dosen dan aktivis yang pernah mendekam di penjara Robben Island selama tujuh tahun ini, meluntur ketika di tikungan akhir Nelson Mandela hanya hadir dalam rupa video. Sebaliknya Jerman, pesaing berat mereka, hadir dengan kanselir Gustav Schroder ditemani supermodel cantik Claudia Schiffer. Afsel kalah tipis 12-11, dimana wakil dari Selandia Baru Charles J. Dempsey (78 tahun) abstain.

Strategi Progresif
Kekalahan itu memang membuat Afrika sakit hati. Peter Alegi dalam jurnal ilmiahnya berjudul ‘Feel the Pull in Your Soul’: Local Agency and Global Trends in South Africa’s 2006 World Cup Bid, mengungkapkan bahwa sepak bola telah mengubah cara pandang bangsa Afrika, khususnya Afrika Selatan, usai kegagalan itu. ”Suatu saat kami pasti memenangi tuan rumah Piala Dunia,” ungkap Thabo Mbeki, presiden Afsel, saat itu.
Perbaikan pun dilakukan Afsel secara sistematis. Program industri olah raga dirancang melibatkan segenap unsur. Dalam bagan ‘Overview of South African Sports Industry Competitiveness (2005), saya melihat Afsel secara sistem dan kultur olah raga sudah siap menjadi tuan rumah FIFA World Cup 2010.
Hasilnya terbukti pada pemilihan tuan rumah pada 2004. Apalagi ada kebijakan pemerataan host Piala Dunia (yang dibatalkan lagi oleh FIFA pada Oktober 2007), saat itu memungkinkan Afrika jadi tuan rumah. Dari tiga negara yang mengikuti putaran akhir, Afsel akhirnya menjadi pemenang dengan 14 suara, Maroko 10, dan Mesir 0.
Namun kemampuan Afsel tetap dipertanyakan. Faktor keamanan, transportasi, dan logistik selalu menjadi sorotan. ”Hati-hati di Afrika,” kata teman-teman saat mereka tahu saya merencanakan perjalanan ke Cape Town, Afsel.

Saat saya masih remaja, Meksiko pernah diguncang gempa yang menewaskan sekitar 10 ribu orang di Meksiko City (1986). Media pun menyangsikan mereka sanggup menjadi tuan rumah Piala Dunia. Namun lewat informasi yang saya baca dari Tabloid BOLA dalam liputan perdana di Piala Dunia1986, Meksiko mampu menuntaskan pekerjaan rumah dan menjadi salah satu penyelenggara Piala Dunia terbaik.
Belajar dari pengalaman Meksiko itu, saya optimistis Afsel akan siap pada waktunya. Petugas keamanan yang jumlahnya mencapai 100 ribu sudah dilatih kontinu oleh Prancis. Tim keamanan FIFA World Cup 2010 juga mempelajari Jerman mengamankan PD 2006, Austria/Swiss di Euro 2008, dan Cina pada Olimpiade Beijing 2008.
Saya juga percaya sepenuhnya pada tulisan David Goldblatt dalam bukunya The Ball Is Round: Is there any cultural practice more global than football? bahwa sepak bola pun bisa mengubah budaya sebuah bangsa menghadapi persaingan global. Ya, asalkan dilakukan dengan mengedepankan pembangunan masyarakat yang cerdas dan beretiket, produktif, mandiri, dan disiplin tinggi.
Afsel, saudara seperjuangan kita semasa Konferensi Asia Afrika, sudah di sana, kapan ya Indonesia?  

eko@bolanews.com
EKO WIDODO

VICENTE DEL BOSQUE, PELATIH SPANYOL HINGGA 2012

VICENTE DEL BOSQUE, PELATIH SPANYOL HINGGA 2012 
Apapun hasil yang dicapai Spanyol di Piala Dunia 2010 tidak akan mempengaruhi masa depan pelatih Vicente Del Bosque. Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) telah memperpanjang masa kerja Del Bosque.
RFEF telah memperpanjang kontrak Del Bosque hingga 2012. Dengan demikian pelatih berusia 59 tahun itu akan menangani Spanyol hingga Piala Eropa di Ukraina dan Polandia.
"Kami telah setuju untuk memperpanjang kontrak Del Bosque untuk dua tahun lagi dari kontrak sebelumnya. Posisi Del Bosque akan tetap bersama timnas walau apapun prestasi yang diraih di Piala Dunai tahun depan," kata Angel Maria Villar,  chairman RFEF di Soccerway, Rabu (23/12).
Sejak melatih La Furia Roja pada 29 Juni 2008. Del Bosque mampu meneruskan rekor bagus Spanyol. Dalam 22 pertandingan Spanyol mampu menang 21 laga.
"Kami lolos ke Piala Dunia dan hasil yang luar biasa. Kami memiliki timnas yang bagus dan berharap bisa menjuarai Piala Dunia nanti," tambah Villar.

Tiga Jagoan Van der Vaart


Pengakuan mengejutkan keluar dari mulut gelandang Belanda, Rafael Van der Vaart. Bukannya menjagokan negara sendiri untuk keluar sebagai juara di Piala Dunia 2010. Van der Vaart justru menjagokan negara lain.

Pemain yang sedang berjuang untuk menembus tim utama Real Madrid itu memiliki tiga tim calon juara. Ia memperkirakan Spanyol, Argentina dan Brasil lebih berpeluang besar untuk menjadi yang terbaik.
Untuk negara pertama, Van der Vaart menyebut bahwa kebehasilan Spanyol merebut gelar juara Piala Eropa 2008 merupakan sebuah keberuntungan. Pasalnya sukses tim Matador itu dikarenakan kegagalan Belanda yang tersingkir di perempatfinal
"Spanyol merupakan tim bagus, tapi di Piala Dunia nanti situasi telah berbeda. Mereka mampu menjadi yang terbaik di Euro 2008 karena Belanda tersingkir ditangan Rusia," canda Van der Vaart di Goal.com, Kamis (7/1).
Gelandang 26 tahun itu tidak berani sesumbar tentang peluang tim Oranje di Piala Dunia. Meskipun langkah Belanda lolos ke Afrika Selatan dengan melewati babak kualilifikasi dengan mulus. Van der Vaart tetap menjagokan tiga negara lain.
"Spanyol, Argentina dan Brasil merupakan kandidat kuat untuk merebut gear juara dunia," tandas Van der Vaart.

Senin, 11 Januari 2010

Teknik Dasar Bermain Bola - ssb mattoanging makassar


Untuk dapat bermain sepak bola dengan baik seorang pemain harus dibekali dengan skill/teknik dasar yang baik, tidak hanya sekedar bisa menendang bola tapi juga diperlukan keahlian dalam menguasai atau mengontrol bola. Pemain harus merasakan bahwa bola adalah bagian dari dirinya. Pemain yang memiliki skill/teknik dasar yang baik cenderung dapat bermain sepak bola dengan baik pula. Ada beberapa macam skill/teknik dasar yang harus dimiliki seorang pemain sepak bola. Tanpa itu, pertandingan menjadi kurang menarik.
  1. Menendang (kicking)
Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepak bola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengoper (passing), menembak kegawang (shooting), dan menyapu untuk menggagalkan lawan (sweeping).
a. Menendang dengan kaki bagian dalam
pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak pendek (short passing). Analisis gerakannya adalah sebagai berikut :
• Badan menghadap sasaran di belakang bola
• Kaki tumpu berada di samping bola, lutut sedikt ditekuk
• Kaki tendang ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan sehingga mengenai bola
• Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat ditengah-tengah bola
• Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola
b. Menendang dengan punggung bagian dalam
Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian menendang dengan punggung kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak jauh (long passing).Analisis gerakannya adalah sebagai berikut :
• Posisi badan berada di belakang bola, sedikit serong. Kaki tumpu diletakan disamping bola
• Kaki tendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola . Perkenaaan kaki pada bola tepat dipunggung kaki bagian dalam dan tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola, pergelangan kaki ditegangkan
• Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola
c. Menendang dengan punggung kaki
Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk menembak ke gawang (shooting at the goal). Analisis geraknya adalah sebagai berikut :
• Badan dibelakang bola sedikit condong ke depan, kaki tumpu diletakan disamping bola dengan ujung kaki menghadap ke sasaran, dan lutut sedikit ditekuk
• Kaki tendang berada dibelakang bola dengan punggung kaki menghadap ke sasaran
• Kaki tendang tarik kebelakang dan ayunkan kedepan.perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dan tepat pada tengah-tengah bola
• Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola
 
 2. Menerima / menghentikan bola

Tujuan menerima / menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola yang termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan mempermudah untuk passing.
a. menerima bola dengan kaki bagian dalam
• Posisi badan segaris dengan datangnya bola
• Kaki tumpu mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk
• Kaki penghenti diangkat sedikit dengan permukaan bagian dalam kaki dijulurkan kedepan segaris dengan datangnya bola
• Bola menyentuh kaki persis dibagian dalam
• Kaki penghenti bersama bola berhenti dibawah badan (terkuasai)
b. menghentikan bola dengan punggung kaki
• Posisi badan menghadap datangnya bola
• Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk
• Kaki penghenti diangkat sedikit dan dijulurkan sedikit kedepan menjemput datangnya bola
• Bola menyentuh kaki persis di punggung kaki
c. menghentikan bola dengan telapak kaki
• Posisi badan lurus dengan arah datangnya bola
• Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk
• Kaki penghenti diangkat sedikit dengan telapak kaki dijulurkan menghadap kesasaran
• Pada saat bola masuk ke kaki, ujung kaki diturunkan sehingga bola berhenti di depan badan
d. menghentikan bola dengan paha
• Posisi badan menghadap datangnya bola
• Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk
• Paha diangkat tegak lurus dengan badan ditekuk tegak lurus dengan paha
• Bola mengenai paha tepat pada tengah-tengah paha antara lutut dan pangkal paha
f. menghentikan bola dengan dada
• Posisi badan menghadap datangnya bola
• Kedua kaki dibuka selebar bahu dengan kedua lutut sedikit ditekuk
• Dada sedikit dibusungkan kedepan menghadap arah datangnya bola
• Perkenaan bola pada dada tepat di tengah-tengah dada

3. menggiring bola (dribbling)
Menggiring bola adalah menendang bola terputus-putus atau pelan-pelan. Menggiring bola bertujuan untuk mendekati jarak kesasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan. Kaki yang digunakan dalam menggiring bola sama dengan kaki yang digunakan untuk menendang bola, antara lain
• Menggiring bola dengan kaki bagian dalam
• Menggiring bola dengan kaki bagian luar
• Menggiring bola dengan punggung kaki

4. Menyundul bola
Tujuan menyundul bola dalam permainan sepak bola adalah untuk mengoper, mencetak bola dan mematahkan serangan lawan / membuang bola. Banyak gol tercipta dalam permainan sepak bola dari hasil sundulan kepala. Pemain harus belajar untuk menyundul bola menggunakan dahi, bukan ubun-ubun kepala. Pemain harus sadar bahwa mereka yang akan menyundul bola, bukan bola yang membentur mereka. Ditinjau dari posisi tubuhnya, menyundul bola dapat dilakukan sambil berdiri dan sambil meloncat / melompat.

5. Lemparan kedalam (throw in)
Ketika bola melewati garis lapangan, pemain akan melakukan lemparan kedalam. Berikut aturan tentang lemparan kedalam yang benar :
• Pelempar harus memegang bola dan melemparnya dengan kedua tangan
• Posisi bola harus berada dibelakang kepala dan dilepas melewati kepala
• Kedua kaki tidak boleh bergerak selama melakukan lemparan
• Posisi badan harus sesuai dengan arah lemparan
6. Merampas bola (tackling)

Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasaan lawan. Merampas bola dapat dilakukan dengan sambil berdiri (standing tackling) dan sambil meluncur (sliding tackle).
7. Penjaga gawang (goal keeper)
Penjaga gawang atau kiper merupakan pertahanan yang paling akhir dalam permainan sepak bola. Menjadi kiper butuh ketangguhan fisik dan mental. Seorang kiper harus mencermati semua arah datangnya bola. Penempatan posisi juga merupakan hal terpenting yang harus dilakoni seorang kiper. Penempatan posisi yang benar dan tepat membantu seorang kiper untuk menangkap bola dengan baik dan sempurna. Kiper harus bergerak cepat keposisi di bawah mistar gawang, memantau kemungkinan arah bola yang datang dan bersiap-siap diposisi tepat untuk menangkapnya. Satu hal juga yang harus diperhatikan adalah kiper harus berkomunikasi dengan rekan pemain lain. Dia harus membantu rekannya untuk menyuruh mereka mengawal lawan atau berjaga-jaga disekitar gawang ketika timya diserang.



Diposkan oleh Noret’z 
disadur kembali oleh: HERMAN A.LILO

Kelebihan Dribling


Tidak setiap teknik dasar dalam permainan sepakbola akan selalu berhasil dilakukan dalam setiap pelaksanaan pertandingan. Akan tetapi, teknik-teknik dasar tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal dan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak terkecuali pada teknik dasar menggiring bola (dribbling).


Berikut ini dapat penulis jelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan teknik menggiring bola (dribbling) :

  1. Kelebihan dribbling menggunakan kaki bagian luar yaitu bila menggunakan kaki kanan dapat mengecoh ke sebelah kiri lawan atau sebaliknya. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mengecoh lawan ke sebelah kanan bila menggunakan kaki kanan, begitupula sebaliknya. 
  2. Kelebihan dribbling menggunakan kaki bagian dalam adalah dapat mengecoh lawan ke sebelah kanan lawan apabila menggunakan kaki kanan atau sebaliknya. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mengecoh lawan ke sebelah kiri bila menggunakan kaki kanan, begitupula sebaliknya.

Kelebihan dribbling menggunakan bagian punggung kaki adalah dapat menggiring bola dengan arah lurus apabila tidak ada lawan yang menghalangi. Sedangkan kelemahannya adalah kurang efektif untuk mengecoh lawan ke sebelah kiri atau sebelah kanan.

sang juara

ARTIKEL (10) KaBar (3) KB (2) KICK OFF (6) OFF-side (2) Teknik Sepak Bola (3)

Arsip Blog