SSB MATTOANGING

Jumat, 01 Januari 2010

BELAJAR SEPAK BOLA SAMBIL BELAJAR DARI SEPAK BOLA


Sepakbola merupakan olahraga yang paling banyak digemari di dunia ini. Olahraga ini dimainkan dimana-mana, mulai dari kota sampai pelosok desa, mulai dari yang terorganisasi sampai yang tidak terorganisasi. Kalau kita mau sedikit merenung, ternyata banyak juga pelajaran yang bisa kita petik dari sepakbola.
• Dalam sebuah kerjasama, kita tidak boleh egois dan harus tahu posisi dan tanggung jawab masing-masing, untuk mencapai satu tujuan bersama. Sebagaimana dalam sepakbola, tidak semua pemain harus mencetak gol, tetapi yang penting adalah bagaimana semuanya berkontribusi untuk terciptanya sebuah gol.
• Kita harus memberikan kepercayaan kepada orang lain. Dalam sepakbola, seorang pemain harus percaya bahwa teman-temannya sanggup bermain pada posisinya masing-masing. Selama bermain, kita harus bisa memberikan kepercayaan kepada setiap teman-teman kita dengan cara memberikan bola kepadanya ketika ia berada dalam posisi yang terbaik untuk menerima bola.
• Kita harus memiliki strategi dan taktik agar bisa mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana dalam sepakbola, mesti ditetapkan formasi timnya serta gaya permainannya.
• Kehidupan ini memiliki aturan main dan kita tidak boleh melanggarnya. Jika kita melanggarnya maka kita akan menerima akibat buruknya. Dalam kehidupan ini, aturan main itu tidak lain adalah hukum-hukum Allah. Dalam sepakbola, begitu juga khan ?
• Kita harus bisa bekerja secara efisien. Sebagai contoh, jika kita bisa memindahkan bola dari satu titik ke titik yang lain dengan mengumpankannya, maka kita tidak perlu menggiringnya. Mengapa, karena mengumpan lebih cepat dan lebih hemat energi daripada menggiring.
• Kita harus bisa memberikan yang terbaik untuk orang lain. Jika kita memberi umpan kepada teman kita maka kita harus memberikan bola yang paling mudah untuk diterima. Jika teman kita dalam keadaan berhenti, berilah ia umpan di kakinya. Namun jika ia sedang berlari, berilah ia umpan di depannya secara terukur.
• Kita harus memiliki pandangan yang luas. Dalam menghadapi setiap permasalahan, kita harus memandangnya dengan pandangan yang luas dan tidak picik. Sebagaimana dalam sepakbola, visi (pandangan) merupakan hal yang sangat penting. Dengan visi yang luas, seorang pemain akan bisa menentukan kemana ia harus mengumpan dan menggiring bola serta kemana ia harus bergerak.
• Dalam hidup ini kita tidak boleh bersantai-santai saja. “Dan jika engkau telah selesai dari suatu urusan maka kerjakanlah urusan yang lain” (QS Al-Insyirah : 7). Selesai Anda mengumpan, Anda tidak boleh hanya diam dan bengong memandangi bola saja. Anda harus segera bergerak untuk mencari posisi yang terbaik.
• Pikiran kita tidak boleh terkungkung. Kita harus bisa menciptakan gagasan-gagasan baru. Sebagai contoh, jika bola yang kita kuasai terperangkap di daerah kelewat padat (overload, daerah keroyokan) maka kita harus memindahkan bola ke bagian lain lapangan yang kosong. Manfaatkanlah lebar lapangan.
• Jangan tergesa-gesa dan ’grusa-grusu’. Kita harus bisa berlaku sabar. Jika jalan ke depan terhalang oleh pertahanan lawan yang ketat, jangan memaksakan diri membawa bola ke depan. Umpan-umpankan dulu bolanya ke samping atau bahkan ke belakang sambil mencari celah untuk bisa merangsek ke depan. Demikian pula, jika Anda bisa menembak namun peluangnya kecil, sementara Anda melihat ada peluang yang lebih besar dan meyakinkan jika Anda menunda tembakan, maka tundalah.
• Kita harus tanggap terhadap orang lain. Dalam sepakbola, seorang pemain harus tanggap terhadap para pemain yang lain. Sebagai contoh, jika teman Anda mengumpan ke ruang kosong dengan harapan Anda mengejar bola maka Anda harus tanggap dan segera mengejar bola tersebut. Demikian pula, jika teman Anda yang sedang menggiring bola berada dalam kesulitan, segeralah datang membantu dengan cara mengambil posisi yang tepat untuk bisa diberi umpan.
• Kita hendaknya suka berbuat sesuatu yang baik untuk kepentingan orang lain. Dalam sepakbola, Anda bisa berlari tanpa bola (running) dengan tujuan untuk menciptakan ruang bagi teman Anda.
• Kita harus bisa mengorbankan kepentingan diri sendiri demi kepentingan bersama yang lebih baik. Jika ada bola umpan menuju ke arah Anda tetapi Anda melihat ada teman sesudah Anda yang berada pada posisi yang lebih baik untuk menerima umpan tersebut ketika itu, maka Anda bisa berpura-pura mau menerima bola akan tetapi Anda ternyata melewatkan bola untuk langsung diterima teman Anda tersebut.
• Jangan mudah terkecoh dan dikelabuhi oleh hal-hal yang bersifat kulit dan permukaan saja. Perhatikanlah substansi dari segala sesuatu. Bagi seorang defender, terutama last defender, yang harus menjadi perhatiannya adalah bola, bukan gerakan tubuh lawan. Lawan boleh lewat asalkan bolanya tidak lewat.
• Ketika sedang maju, sukses, dan berjaya, hendaknya kita tidak lupa daratan. Dalam sepakbola, ketika tim kita menyerang hendaknya tidak melupakan pertahanan.


resensi Buku : Mengungkap Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi :
Jerome Become a Genius Eran Katz).

Dominasi keturunan Yahudi dalam dunia keuangan, perbankan, media, film, hukum dan pendidikan sudah sangat lazim. Apa rahasianya? Sebuah buku : Jerome Become a Genius yang ditulis oleh Eran Katz. Dialihbahasakan oleh Penerbit Ufuk menjadi Mengungkap Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi.
Ditulis dengan gaya bertutur, sederhana, ringan, dan mudah dipahami (setelah diterjemahkan) , Aku (Eren Katz) memulai “petualangan” untuk mengetahui mitos Yahudi Cerdas setelah pertemuan dengan seseorang yang bernama Jim Brown dalam sebuah lift yang menyampaikan “ Orang Yahudi sepertimu adalah orang-orang yang sangat pintar” (hal 6).
Dari sebuah kafe Aku, Itamar dan Jerome lalu Fabio mendiskusikan mitos Yahudi Cerdas. Asumsi pertama adalah karena Yahudi mengalami Inkusisi dan Holocaust (hal 25) yang menyebabkan bangsa Yahudi mengembangkan teknik-teknik tertentu untuk mempertahankan agama dan kebudayaan mereka tanpa menggunakan angkatan bersenjata yang kuat tetapi menggunakan kekuatan otak. Dengan menggunakan kekuatan otak (yang berasosiasi dengan intelektualitas) 17.6% ilmuwan abad pertengahan adalah orang Yahudi, pada hal populasi Yahudi pada saat itu 1% (hal 34). Dan dari 270 pemenang hadiah Nobel, 102 orang adalah orang Yahudi (hal 39). Mitos Yahudi Cerdas juga dikontribusikan oleh media Amerika seperti Disney, Touchstone, Universal, MCA, Caravan, Dreamswork yang dikelola oleh Orang Yahudi seperi Michael Eisner, David Geffen, Stevan Spielberg dan seterusnya. Jaringan televise besar (ABC, NBC dan CBS) dan publikasi berita lain (The Washington Post, The New York Times dan The Wall

Street Journal) semuanya dimiliki Yahudi, dengan kolumnis dan editor Yahudi (hal 40).
Kebiasaan Orang Yahudi dalam mendayagunakan pikirannya didasarkan bahwa Agama Samawi pertama-tama diturunkan kepada Bangsa Yahudi. Dalam konsep Agama Samawi ini, Tuhan tidak dapat dilihat, tetapi diimajinasikan, tidak seperti konsep Ketuhanan bangsa lain pada masa itu yang diwujudkan dalam bentuk berhala ayng dapat dilihat dan dirasakan. Tuhan imajinatif. (Mungkin karena ini Bangsa Yahudi mendominasi perfilman dunia yang mengandalkan imajinasi). Walt Disnesy yang Yahudi mengatakan, if you can dream it, you can do it. Pada saat peresmian Disney Land, seorang tamu mengatakan bahwa, “sayang Mr. Disney sudah meninggal sehingga tidak bisa melihat hasil karyanya” karena Walt Disney sudah meninggal. Istri Walt Disney menjawab : “.Dia sudah melihat ini saat direncanakan”.
Inkuisisi di Spanyol pada tahun 1492 menyebabkan bangsa Yahudi tersebar ke bagian Eropa yang lain. Sebagai bangsa terusir, bangsa Yahudi harus mengembangkan naluri bertahan. Sebagai bangsa pendatang, Bangsa Yahudi menjadi minoritas dan hidup di kota. Kedua hal itu menyebabkan bangsa Yahudi terbiasa berpikir detail agar bisa survive dengan keterbatasan. Pelajaran dari pengalaman pahit bangsa Yahudi, yaitu prinsip ketidaknyamanan. Secara umum, untuk mengembangkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan dan sukses dalam hidup, maka Anda jangan pernah merasa puas atau merasa sudah mencapai kenyamanan dan keamanan financial (hal 90). Tikus kota yang yang harus mengembara dalam mempertahankan hidupnya pada bagian korteks otaknya lebih pekat daripada tikus yang hidup nyaman di laboratorium (hal 93). Profesi perkotaan umumnya mengadalkan pikiran. Dokter, Pengacara, Pialang Saham, Konsultan.
Sedangkan profesi pedesaaan umumnya pertanian yang mengandalkan mekanisasi pikiran. (Untuk memetik tomat, mengandalkan mekanisasi tangan). Dalam tradisi Yahudi, dunia bersandar pada 3 hal, Taurat, Kerja dan Derma (hal 106). Taurat adalah pendidikan. Guru adalah profesi mulia dalam tradisi Yahudi karena guru mengajarkan pengetahuan. Seorang Rabi Yahudi mengatakan : Orang dapat bertahan dengan atau tanpa obyek materi, tapi tidak dengan kebodohannya. Kebiasaaan lain dari bangsa Yahudi adalah menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. Tentu saja, tradisi ini merangsang bangsa Yahudi untuk selalu belajar dan belajar.
Jika bangsa Jepang mengenal 5 I (Imitators, Improvement, Improvising, Innovating dan Invention) dalam memasuki perdagangan internasional, bangsa Yahudi mempunyai tradisi untuk meniru lalu memperbaikinya. Bahkan hari Sabat merupakan tiruan dari tradisi Babilonia yang diberi sentuhan vitalitas dan spiritualitas (hal 127).
Pengambilan inspirasi dari seseorang memberikan energi positif dalam mendapatkan keberhasilan. Dalama tradisi Yahudi, seperti ditulis dalam kitab Gemara, bahwa seseorang jangan mengidolakan dan belajar dari seorang rabi saja (hal 141). Dan tidak boleh hanya puas apabila tercerahkan hanya dari satu rabi saja. Ini mengharuskan untuk selalu haus dan mencari ilmu pengetahuan tanpa batas.
Salah satu elemen penting dalam kecerdasan adalah kemampuan mengingat. Orang Yahudi adalah satu-satunya di dunia yang diberi firman religius yang mewajibkan mereka mengingat. Kata “ingat” muncul dalam Taurat tidak kurang dari 172 kali dan selalu ditujukan kepada bangsa Israel atau pemimpin-pemimpinny a (hal 169). Dengan cara mengingat kolektif yang kuat, bangsa Yahudi yang terdiaspora di seluruh dunia dapat mempertahankan tradisinya.
Buku ini sangat menarik karena data dan informasi yang disajikan sederhana dan logis. Dengan mengambil contoh Talmud edisi Babilonia yang tertulis seperti urutan koran atau majalah (itulah sebabnya saya cenderung lebih gampang mengingat tulisan di koran atau majalah dari pada text book) penulisannya dalam bentuk kolom-kolom pendek. Menulis sebaiknya tinta hitam, kertas putih, huruf terputus-putus (bukan sambung) dan dalam bentuk kolom-kolom yang menyebabkan mata tidak lelah membacanya. Konon, Musa menuliskan Taurat menggunakan “api hitam pada api putih” (hal 196).
Dalam Novel Negeri 5 Menara, saya mendapatkan gambaran bagaimana belajar di pesantren Madani (Gontor?). Dengan motto : Man Jadda wajada, para santri dididik dengan spartan dalam menuntut ilmu. Dalam tradisi Yahudi, hal yang sama juga terjadi. Dalam bab 10, yang menggambarkan bagaimana cara belajar di Yeshiva. Hevrutah (sparing partner dalam belajar) adalah tradisi Siswa Yeshiva dalam belajar. Di samping hevrutah, diwajibkan untuk belajar dengan suara yang keras. Suara yang keras mewujudkan keaktifan. Cara terbaik untuk belajar dan menguasai topik baru adalah dengan mengalaminya secara aktif (hal 226). Terdapat teknik lain dalam belajar yaitu energi otak (badan bergerak secara aktif), prinsip keagungan (harus menyenangi pelajaran).
Penulisan buku ini melibatkan Rabi (Rabi Dahari) dan Siswa Yeshiva (Joseph Hayim Schneiderman) . Termasuk implementasinya terhadap Jerome yang pada awal buku digambarkan sebagai urakan dan akan mengambil pendidikan MBA. Pada bagian terakhir, Bab 11 sampai dengan Bab 16 digambarkan bagaimana Jerome menerapkan kearifan Yahudi dalam menuntut ilmu pengetahuan dan ambisi pribadinya untuk mempunyai uang USD 50 juta dalam waktu 2 tahun
Jerome mempraktekkan kearifan Yahudi dimulai dengan memilih tempat belajar. Dalam tradisi Yahudi, tempat belajar sangat berpengaruh. Dalam salah satu kitabnya disebutkan : Seorang manusia tidak bisa belajar di sebuat tempat yang tidak diinginkan hatinya (Hal 255). Belajar didekat tempat air mengalir dapat memberikan ketentraman tertentu yang membangun daya ingat. Dan sebaiknya tidak belajar di perpustkaan karena memberikan tekanan (hal 261). “Kau sebaiknya tidak belajar ketika sedang marah, saat ada sesuatu yang mengganggumu, menjengkelkanmu atau menekanmu” (hal 261). Banyak hal yang bisa diambil manfaatnya dalam tradisi orang Yahudi ini. Misalnya mencuci tangan sebelum belajar, makan yang cukup dan berdoa. Ketika kondisi belajar telah terpenuhi, buku ini menggambarkan teknik-teknik mengingat ala Yahudi.
Kesimpulannya, buku ini bagus karena menggambarkan bahwa apa yang dicapai oleh Bangsa Yahudi bukan karena bangsa pilihan Tuhan tapi sesuatu yang bisa dipelajari, dipahami dan dipraktekkan. Dengan mengkombinasikan kutipan-kutipan Taurat, Talmud maupun para Rabi, tidak menjadikan buku tidak baik dibaca oleh non Yahudi. Kutipan-kutipannya universal untuk dipahami oleh Non Yahudi. Satu-satunya yang mengganggu adalah “…ketika Frank Rijkaard mencetak gol ke gawang Brazil pada piala dunia (tahun 1994 ?)” (Hal 10). Gol-gol Belanda ke gawang Brazil dicetak oleh Aaron Winter dan Denis Bergkamp. Frank Rijkaard sendiri digantikan oleh Ronald De Boer.

DARI MAILINGLIST UNHAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskanlah kata-katamu sendiri, sesukamu...kawan...

sang juara

ARTIKEL (10) KaBar (3) KB (2) KICK OFF (6) OFF-side (2) Teknik Sepak Bola (3)

Arsip Blog