Bertahan 1 vs 2 artinya bertahan
yang dilakukan oleh 1 orang defender menghadapi 2 orang penyerang. Kondisi 1 vs
2 memang tidak pernah diinginkan, karena dalam kondisi tersebut jumlah
penyerang lawan lebih banyak daripada jumlah defender kita. Namun pada
saat-saat tertentu, misalnya ketika para pemain terlambat turun, kondisi 1 vs 2
bisa terjadi.
Dalam kondisi 1 vs 2, defender
jangan langsung mem-pressure pembawa bola. Ini sangat berbahaya, karena dengan
sekali gocek saja pembawa bola tersebut bisa mengumpankan bolanya kepada
penyerang yang lainnya. Jika itu terjadi, penyerang yang baru saja menerima
umpan tersebut sudah pasti hanya tinggal berhadapan satu lawan satu dengan
kiper kita.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh
sang defender? Yang harus dilakukan adalah membayangi saja pembawa bola, dengan
memposisikan diri diantara penyerang yang membawa bola dan penyerang yang
lainnya. Tidak diantara keduanya persis. Defender agak mundur ke belakang.
Dengan demikian sang pembawa bola sulit untuk melepas tembakan langsung ke
gawang, namun jika dia mengumpan kepada penyerang yang satunya besar kemungkinan
umpan tersebut akan bisa dipotong oleh defender.
Dengan cara membayangi seperti
diatas, paling tidak sang defender bisa mengulur-ulur waktu sambil menunggu
‘bala bantuan’. Ketika terjadi kondisi 1 vs 2 dan defender yang hanya satu
orang tadi telah melakukan tugasnya mengulur-ulur waktu, para pemain lain harus
tanggap dengan segera turun membantu, agar jumlah defender tidak lagi kalah
banyak dari jumlah penyerang lawan. Jika para pemain lain tidak juga tanggap,
sang defender yang hanya tinggal seorang diri tadi hendaknya meneriaki
teman-temannya untuk turun.
Kondisi 1 vs 2 adalah salah satu
kondisi dimana jumlah defender kalah banyak dari jumlah penyerang lawan.
Kondisi lain yang serupa adalah 2 vs 3, 3 vs 4, 4 vs 5, dan seterusnya.
Kondisi-kondisi seperti ini adalah kondisi yang merugikan dan berbahaya bagi
tim yang bertahan. Selekas mungkin tim yang bertahan harus mengubah kondisinya
sehingga jumlah defendernya paling tidak sama dengan jumlah penyerang lawan.
Caranya? Ya yang masih di depan tuh turun dong, jangan ‘mbecak’ dan ‘melongo’
saja!
Strategi bertahan sebagus apapun
tidak akan banyak berguna jika tidak didukung oleh taktik individual yang bagus
dari para pemainnya. Setiap pemain harus mengetahui dan terlatih bagaimana
secara individual masing-masing dari mereka bisa bertahan.
Pertama-tama yang harus dilakukan
oleh setiap pemain dalam bertahan adalah berusaha untuk memotong umpan
(passing) yang dilakukan oleh lawan. Jika ini tidak bisa, hal yang harus
dilakukan tergantung pada posisi pemain lawan yang sedang menerima umpan.
Jika pemain lawan tersebut dalam
posisi yang dekat, maka pemain kita harus berusaha mengganggu dan merebut bola
darinya begitu ia menerima umpan. Tekanlah bola secepat mungkin. Jangan biarkan
ia berlama-lama memegang bola. Bergeraklah ke arahnya ketika bola masih dalam
perjalanan, sehingga begitu bola sampai ke kakinya, saat itu pula dia sudah
akan menerima gangguan kita. Dan sebaik-baik waktu untuk mengganggu lawan
adalah ketika pertama kali dia menerima bola (saat mengontrol bola pertama
kali).
Lakukan pressing dengan ketat
sehingga pemain lawan tersebut kesulitan (baca: tidak bisa) untuk berbalik
menghadap ke arah Anda. Jangan biarkan ia berbalik menghadap ke arah Anda.
Sebaliknya, press ia dengan agresif dan berusahalah merebut bola dengan
agresif, tanpa harus melakukan pelanggaran. Sebisa mungkin pula, giringlah ia
menjauhi daerah berbahaya tim Anda.
Adapun jika pemain lawan yang
menerima umpan berada dalam posisi yang jauh, maka pemain kita hendaknya
bergerak mendekatinya untuk selanjutnya membayanginya (meng-contain). Dalam
membayangi, jarak dengan pemain lawan yang membawa bola janganlah terlalu dekat
karena ia akan mudah lewat. Namun juga jangan terlalu jauh sehingga ia terlalu
leluasa.
Kuda-kuda yang biasa dipakai ketika
membayangi adalah kuda-kuda samping. Kuda-kuda ini mirip dengan kuda-kuda
kumite dalam pertandingan karate atau taekwondo. Satu kaki agak maju dan yang
lainnya agak ke belakang. Tubuh menghadap serong ke depan samping. Pergerakan
dilakukan mengikuti pergerakan pemain lawan yang sedang membawa bola. Jangan
sampai kalah cepat.
Satu hal yang tidak boleh dilakukan
adalah melakukan step-in (Jawa: njangkah) ketika lawan mengontrol bola secara
closed (bola dekat dengan kakinya). JIka ini dilakukan, hampir pasti lawan yang
skillful akan bisa lewat dan mengecoh. Anda baru boleh step-in untuk merebut
bola pada saat bola berada agak jauh dari kakinya. Temukan celah tersebut, dan
silakan melakukan step in.
Cara yang cukup praktis untuk
merebut bola adalah dengan menempatkan tubuh kita diantara lawan dan bola.
Selamat mencoba dan selamat berlatih.
maju terus pantang mundur
BalasHapusbertahan yang baik adalah menyerang
BalasHapus