Islam memiliki akar kata salam. Salam berarti damai, aman, atau selamat. Dengan demikian makna Islam bisa diartikan kedamaian, keamanan, atau keselamatan. Islam merupakan jalan dan tuntunan untuk menghindari ketidak-damaian, ketidak-amanan, dan ketidak-selamatan. Demikian sebagaimana makna kata agama, a berarti tidak, sedangkan gama berarti kekacauan.
Berdasarkan
asas dasar tujuan agama Islam tersebut di atas, maka setiap pemeluk
atau ummat Islam harus memiliki keluasan untuk menebarkan benih-benih
kedamaian, keamanan, dan keselamatan dalam setiap aspek kehidupan.
Inilah arti sejati manusia sebagai khalifatullah fil ardzi, manusia sebagai pemakmur dunia.
Sebagai salah satu amalan kecil untuk menebarkan kedamaian adalah perintah untuk menebarkan salam, “kedamaian”, diantara sesama manusia. Ini merupakan amalan yang langsung ditauladankan oleh Kanjeng
Nabi Muhammad, dan seringkali sangat diwanti-wanti oleh para kiai dan
ustadz. Makna sempit dari memberikan salam adalah mengucapkan kalimat
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh”. Bila mengacu kepada
pemaknaan yang lebih luas untuk menebarkan rasa kedamaian, keamanan,
dan keselamatan, maka bisa saja ungkapan salam disampaikan dalam ideom
lokal sesuai adat istiadat dan budaya setempat.
Maka dari itu kalimat salam bisa saja berbunyi selamat pagi, selamat jalan, sampai jumpa, kulo nuwun, slamet to kabare, hai, how are you,
dan lain sebagainya. Ungkapan penggantian salam ini memang pernah
menjadi polemik yang sengit pada saat dilempar Gus Dur ke publik
beberapa dekade yang lalu.
Jika ditelaah lebih mendalam, maksud Gus Dur adalah pengungkapan suatu ajaran agama dalam hal hubungan muammalah ke dalam tradisi yang muncul dari kearifan lokal(local wisdom). Ini sekaligus sebagai isyarat bahwa Islam tidak identik dengan Arab, sehingga sekaligus bahwa Arab adalah Islam.
Sebagai ungkapan uluk salam
yang mendamaikan, sudah tentu semestinya bila seseorang mendengar
ungkapan tersebut dari orang lain ia akan merasakan frekuensi dan
gelombang kedamaian dari si pemberi salam. Namun apakah memang demikian
yang kita rasakan?
assalam...
BalasHapuspada salamaki, tosita rupa ri decengnge, napade maenre dallena kampongta...
tabe, wassalam..